Menuju konten utama

Megawati Mendikte Program Pembangunan Calon Kepala Daerah PDIP 2020

Calon kepala daerah dari PDIP di Pilkada 2020 dilarang membuat visi-misi sendiri yang berbeda dengan kebijakan partai.

Megawati Mendikte Program Pembangunan Calon Kepala Daerah PDIP 2020
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sela penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Jakarta, Minggu (12/1/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

tirto.id - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menyatakan, para calon kepala daerah yang diusung partainya di Pilkada Serentak 2020 akan memiliki visi-misi yang berasal dari partai.

Ia mengatakan, tak akan ada pasangan yang boleh membuat visi-misi sendiri. Mega menegaskan para calon itu tak bisa asal jalan semaunya sendiri walau sudah diputuskan pengusungannya.

"Saya telah memutuskan, visi-misi mereka yang datang dari PDI Perjuangan, diberikan arahan yang namanya partai," kata Megawati saat pidato pengumuman Pilkada 2020 di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).

Ia memberi contoh pengalaman dengan calon kepala daerah dari Papua. Megawati bercerita, ketika calon kepala daerah itu diwawancarai dan diminta menjelaskan bagaimana visinya membangun wilayahnya yang baru dimekarkan. Sang calon kepala daerah itu, kata Mega, mudahnya menyebut akan memaksimalkan potensi tambang emas.

Mega melanjutkan, ketika dicecar lebih jauh, diketahui bahwa sang calon tak memahami teknis dan cara melakukannya.

Mega akhir menjelaskan, dari pengalaman seperti itulah, maka partai memiliki pandangan bahwa visi misi seharusnya bukan visi misi pribadi semata.

"Maka itu kita buatkan visi-misi. Bukan hanya menjiplak saja. Kita akan panggil lalu sampaikan draf garis besarnya," kata Mega.

Ia mengklaim praktik seperti itu bukan yang pertama kali dilakukan oleh PDIP.

Menurut Mega, pola sejenis sudah dilaksanakan oleh Soekarno lewat Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Ia mengklaim prinsip yang sama itu lalu dilakukan di Provinsi Bali, daerah yang mayoritas kepala daerahnya dari PDIP.

"Hal ini saya lakukan di Bali. Pemangkunya Mas Prananda. Kami bikin pilot project di Bali. Itu jalan itu saja, tadinya ribut. Saya minta jadi satu dan berunding, dan diminta kasih lihat ke Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Apa hasilnya? Akhirnya bisa dibuat short cut atau penghubung yang memendekkan jalan itu. Ada dua. Biayanya juga jadi lebih rendah," katanya.

Mega mengatakan, partainya takkan sekedar copy paste visi misi dari satu wilayah untuk wilayah lainnya. Sebab masing-masing daerah punya kekhusuan, semisal secara geografis.

"Tapi draf yang disiapkan ini akan mempermudah. Dan kalau didorong partai, visi misi itu bukan abal-abal. Saya lihat daerah yang visi misinya abal-abal, tak jalan di lapangan. Banyak dibikinkan oleh konsultan. Lucunya, konsultan juga tak tahu daerah itu," katanya.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2020 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali