tirto.id - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan mati listrik secara massal selama beberapa jam, seperti yang terjadi pada 4 Agustus lalu berdampak besar terhadap sektor UMKM perikanan.
Ketua Komite Perikanan Apindo, Thomas Darmawan mengatakan UMKM memiliki keterbatasan dalam kepemilikan genset sehingga lebih merasakan dampak mati listrik ketimbang perusahaan besar.
“Perusahaan gede pasti ada back up genset. Kalau UMKM repot, kan belum tentu punya,” kata dia kepada reporter Tirto saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta pada Selasa (6/8/2019).
“[Usaha perikanan] yang kecil-kecil kena, tapi [usaha] yang besar, exposure gede, mereka kan ada persiapan genset,” tambah Thomas.
Dia mencontohkan pemadaman listrik massal selama berjam-jam bisa berdampak serius terhadap industri kecil yang bergerak dalam budidaya ikan akuarium, seperti Koi. Pelaku usaha ini bisa rugi besar karena mati listrik memicu ketiadaan yang menyebabkan ikan budidayanya mati.
Dampak serius akibat pemadaman listrik, kata dia, juga bisa dirasakan oleh pelaku usaha budidaya udang. Sebab, udang cukup rentan dibanding hewan laut lainnya. Apalagi, biasanya budidaya udang di tambak masyarakat tidak dilengkapi peralatan pendukung untuk penyuplai listrik cadangan.
“Untuk udang kan dia butuh pembangkit untuk oksigen. Kalau mati ya langsung mati. Udangnya collapse karena enggak ada oksigen. Kerugian berapa saya belum tahu, tapi blackout kan cukup panjang [waktunya pada 4 Agustus 2019],” ucap Thomas.
Sementara industri besar, menurut Thomas, umumnya dapat bertahan baik karena memiliki genset maupun berlokasi di kawasan industri yang dilengkapi pembangkit khusus.
Oleh karena itu, dia berharap PLN melakukan antisipasi maksimal terhadap gangguan pasokan listrik, karena tidak semua pengusaha memiliki sarana pembangkit alternatif. Apalagi sepengetahuannya ada kawasan industri yang tidak memiliki pembangkit.
“Ada kawasan industri kecil yang enggak ada power plant itu bisa mati. Makanya pengusaha perlu pilih kawasan industri yang ada power plant. Tapi yang kecil-kecil kan belum tentu bisa masuk ke sana,” ujar Thomas.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom