Menuju konten utama

Materi Teks Laporan Hasil Observasi Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Berikut ini rangkuman materi teks laporan hasil observasi Kelas 10 Kurikulum Merdeka.

Materi Teks Laporan Hasil Observasi Kelas 10 Kurikulum Merdeka
Ilustrasi Bahasa Indonesia. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Materi teks laporan hasil observasi kelas 10 Kurikulum Merdeka berikut ini merupakan rangkuman yang bisa menjadi salah satu bahan belajar peserta didik. Isi rangkuman ini memuat penjelasan tentang definisi teks laporan hasil observasi hingga contohnya.

Teks laporan hasil observasi merupakan materi yang paling awal dibahas dalam pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10 Kurikulum Merdeka. Dalam buku Bahasa Indonesia Kelas 10 terbitan Kemdikbudristek tahun 2021, materi ini masuk di dalam bab "Mengungkap Fakta Alam Secara Objektif."

Bab ini memuat materi-materi seperti: "Menyimak Teks Laporan Observasi secara Kritis," "Mengidentifikasikan Makna Kata dan Informasi Faktual dalam Laporan Hasil Observasi," hingga cara penulisan dan penyajian laporan hasil observasi.

Teks Laporan Hasil Observasi Itu Apa?

Teks laporan hasil observasi adalah laporan beserta penjabaran umum tentang hasil dari pengamatan (observasi) yang sudah dilakukan oleh penulisnya.

Laporan hasil observasi berisi hasil kegiatan pengamatan yang didasarkan pada fakta dan data. Laporan ini ditulis berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis.

Sesuai dengan objek pengamatannya, teks laporan hasil observasi ini dibagi menjadi tiga kategori umum. Ketiganya ialah laporan fenomena alam, peristiwa budaya, dan kondisi sosial. Inilah yang membedakan teks ini dengan teks deskripsi.

Apa Saja Fungsi dari Teks Laporan Hasil Observasi?

Salah satu fungsi dari teks laporan hasil observasi adalah membantu penulis melaporkan kegiatan pengamatan yang telah dilakukan. Pada intinya, jenis teks ini berguna memberi informasi terkait berbagai hal yang sudah ditemukan penulis dalam pengamatannya.

Sejumlah fungsi dari teks laporan hasil observasi adalah:

  • Melaporkan kegiatan pengamatan
  • Memaparkan latar belakang penyusunan peraturan, ketetapan atau pemecahan masalah dalam pengamatan
  • Sebagai media dokumentasi
  • Sebagai sumber informasi yang valid.

Apa Saja Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi?

Seperti sudah disebutkan di atas, terdapat perbedaan antara teks laporan hasil observasi dengan jenis teks lainnya. Perbedaan itu juga bisa dilihat dari ciri-ciri jenis teks ini.

Berikut daftar ciri-ciri teks laporan Hasil Observasi:

  • Bersifat objektif dan universal
  • Objek yang menjadi topik adalah objek tunggal
  • Informasi ditulis lengkap dan sempurna
  • Disusun berdasarkan fakta di lapangan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan
  • Laporan yang ditulis adalah hasil penelitian terbaru yang sudah terbukti kebenarannya
  • Tidak menyertakan pendapat atau dugaan yang tidak relevan atau menyimpang
  • Saling berkesinambungan secara runtut dan berjenjang antara kelas dan subkelas klasifikasi yang dilaporkan.

Apa Saja Struktur dari Teks Laporan Hasil Observasi?

Sebelum menulis teks laporan hasil observasi, penulis perlu memahami terlebih dahulu strukturnya. Terdapat tiga bagian utama struktur teks laporan hasil observasi.

Berikut adalah penjelasan terkait 3 bagian di struktur teks laporan hasil observasi:

1. Pernyataan Umum/Klasifikasi

Bagian "Pernyataan Umum" memuat tentang informasi dari hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan. Bagian ini berperan sebagai pembuka teks.

Isi bagian ini memuat pemaparan klasifikasi objek pengamatan. Misalnya, dalam konteks laporan hasil observasi fenomena alam, klasifikasi itu bisa terkait dengan tanaman, tanah, hewan, hutan, dan lain sebagainya.

Kelas, subkelas, dan rincian tentang objek pengamatan juga turut disebutkan pada bagian awal dari teks laporan hasil observasi ini.

Sebagai contoh, jika objek observasi adalah hewan, bagian awal struktur laporan hasil observasi akan berisi nama ilmiah, klasifikasi umum binatang (serangga, atau mamalia, unggas, dan lainnya), serta tempat habitat secara umum.

2. Deskripsi Bagian

Bagian ini memuat pemaparan hasil pengamatan yang lebih rinci. Informasi klasifikasi atau penggolongan diuraikan secara urut dari kelas yang besar sampai dengan yang kecil.

Singkatnya, bagian ini berisi detail mengenai objek atau bagian-bagian dari objek pengamatan. Contohnya, jika objek observasi adalah hewan, bagian ini memuat penjelasan tentang anatomi tubuh, pola makan, daur hidup, habitat, sampai kebiasan unik yang ditemukan dalam proses observasi.

3. Kesimpulan atau Deskripsi Manfaat

Bagian terakhir di struktur teks laporan hasil observasi ini menjelaskan manfaat dari pengamatan terhadap objek. Isi bagian ini juga dapat berupa kesimpulan umum dan rekomendasi.

Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Teks laporan hasil observasi ditujukan untuk memberi informasi berdasarkan pengamatan yang bersifat objektif dan universal. Karena itu, diksi dan bahasa yang digunakan perlu disesuaikan dengan ciri-ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi.

Berikut ini ciri-ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi:

  • Menggunakan kata benda (nomina) yang diikuti penjenis dan pendeskripsi
  • Menggunakan kata kerja (verba) relasional, contohnya ialah, merupakan, yaitu, termasuk, meliputi, terdiri dari, dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kata kerja (verba) aktif untuk menjelaskan perilaku, contohnya berlari, memangsa, hidup, tidur, beranak, bertelur dan lain sebagainya.
  • Menggunakan kata penghubung, seperti: Tambahan (dan atau serta); Perbedaan (berbeda dengan); Persamaan (sebagaimana, demikian halnya, seperti halnya); dan Pertentangan (tetapi, meski demikian, sementara, sedangkan).
  • Menggunakan paragraf yang memuat informasi utama dengan kalimat utama, diikuti penjelasan rinci aspek yang ingin dilaporkan pada beberapa paragraf selanjutnya.
  • Menggunakan istilah ilmiah, seperti: degeneratif, sindrom, phobia, diabetes melitus, osteoporosis dan lain sebagainya.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Untuk memperdalam pemahaman terkait teks laporan hasil observasi, peserta didik pun perlu menyimak dan mengamati contoh.

Berikut contoh teks laporan hasil observasi:

Mengenal Tonggeret, Serangga Bersuara Nyaring

Tonggeret (Cicadidae) adalah salah satu serangga yang paling dikenal karena suaranya yang sangat nyaring. Suara ini dihasilkan oleh organ khusus yang disebut tymbal, yang terletak di bagian perut. Tymbal adalah membran tipis yang dapat bergetar dengan cepat ketika otot-otot penggeraknya berkontraksi. Getaran ini menghasilkan gelombang suara yang diperkuat oleh rongga udara di dalam perut tonggeret, yang berfungsi seperti amplifier. Suara tonggeret dapat mencapai 120 desibel, setara dengan suara pesawat jet saat lepas landas.

Namun, tidak semua tonggeret bersuara nyaring. Hanya tonggeret jantan yang memiliki kemampuan ini, dan mereka melakukannya untuk menarik perhatian tonggeret betina. Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang unik dan spesifik, sehingga mereka hanya dapat kawin dengan jenis yang sama. Suara nyaring juga berfungsi sebagai mekanisme pertahanan dari predator, seperti burung, yang akan sulit mendekati tonggeret tanpa terganggu oleh suaranya.

Tonggeret termasuk hewan herbivora, yaitu hewan yang hanya memakan tumbuhan. Tonggeret dewasa memiliki mulut berbentuk jarum yang digunakan untuk menusuk batang pohon dan mengisap sari makanannya. Tonggeret tidak merusak pohon secara langsung, tetapi dapat menyebabkan kerusakan tidak langsung dengan meninggalkan luka bekas tusukan atau telur di permukaan pohon.

Tonggeret memiliki siklus hidup yang sangat menarik. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di bawah tanah sebagai nimfa, yaitu bentuk larva dari serangga. Nimfa menggali lubang sedalam 30-50 cm dan hidup dengan menghisap cairan dari akar pohon. Lama hidup nimfa bervariasi tergantung jenisnya, mulai dari 2-3 tahun hingga 17 tahun. Ketika waktunya tiba, nimfa akan keluar dari tanah dan merayap ke pohon terdekat. Di sana, mereka akan mengalami metamorfosis menjadi tonggeret dewasa dengan mengelupas kulit luar mereka. Tonggeret dewasa hanya hidup selama 2-4 minggu, dan beberapa spesies hanya bertahan 3-4 hari. Mereka akan kawin dan bertelur di cabang atau batang pohon dan rerumputan, kemudian mati.

Tonggeret juga memiliki hubungan erat dengan manusia, khususnya petani. Di beberapa daerah, petani memanfaatkan suara tonggeret sebagai pertanda kemarau akan datang. Hal ini karena tonggeret lebih aktif bersuara ketika cuaca panas dan kering, yaitu pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Saat mendengar suara tonggeret ramai-ramai, petani akan bersiap untuk menanam tanaman palawija, seperti jagung dan kacang.

Namun, akibat perubahan iklim, pola suara tonggeret menjadi tidak teratur dan tidak dapat lagi diandalkan sebagai penanda musim kemarau. Selain itu, tonggeret juga dimanfaatkan sebagai makanan oleh beberapa masyarakat, terutama di Asia dan Afrika. Tonggeret diolah dengan cara digoreng atau dibakar, dan dikonsumsi sebagai camilan atau lauk pauk.

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Aisyah Yuri Oktavania

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Aisyah Yuri Oktavania
Penulis: Aisyah Yuri Oktavania
Editor: Addi M Idhom