Menuju konten utama

Materi Keputrian SD yang Menarik

Simak materi Keputrian SD yang menarik, beserta link download materi tersebut.

Materi Keputrian SD yang Menarik
Sejumlah siswa SD tengah asik membaca buku bacaan yang dipinjam dari mobil perpustakaan keliling yang tersedia di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat pencanangan gerakan wajib membaca 30 menit, Selasa (21/3/2023). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif

tirto.id - Kegiatan Keputrian di Sekolah Dasar bisa menjadi opsi dalam rangkaian acara untuk siswa. Keputrian merupakan kegiatan di luar jam sekolah yang diisi berbagai aktivitas seru dan berkaitan dengan materi dasar keislaman.

Peserta yang mengikuti kegiatan Keputrian ialah para siswi muslim. Kegiatan ini bertujuan untuk menambah ilmu, keterampilan, dan pemahaman terkait hal-hal yang penting diketahui oleh seorang remaja muslim.

Materi Keputrian perlu dikemas secara menyenangkan dan seru. Harapannya, peserta dapat mengikuti kegiatan Keputrian dengan antusias untuk menuntut ilmu.

Beberapa contoh materi Keputrian yang dapat disampaikan kepada siswi muslim, di antaranya terkait thaharah, adab bercanda dan tertawa dalam Islam, tata krama sopan santun dalam Islam, adab pergaulan remaja.

2 Contoh Materi Keputrian untuk Tingkat SD

Materi Keputrian SD yang menarik bisa dieksplorasi untuk disampaikan dalam kegiatan Keputrian. Ada berbagai materi yang dapat diajarkan pada siswi muslim Sekolah Dasar.

Pemilihan materi pun bisa disesuaikan dengan kondisi yang saat ini terjadi di tengah siswa. Materi Keputrian SD juga dapat dirancang terlebih dahulu sebagaimana layaknya pembuatan modul ajar.

1. Materi Adab Pergaulan Remaja Muslim

Berikut contoh adab pergaulan remaja menurut Islam, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak Kementerian Agama RI 2020:

1. Menjaga sopan santun. Sopan santun wajib ditunjukkan dalam setiap tindakan dan ucapan. Kewajiban ini dilakukan demi menghargai orang lain atau antar sesama remaja.

2. Mengerti dan memahami. Dua sifat ini bisa menimbulkan dampak positif. Mengerti dan memahami diharapkan dapat mencapai terjalinnya persahabatan antar remaja hingga waktu yang cukup lama.

3. Selalu mengajak ke arah kebaikan. Kebiasaan ini akan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt. Seorang remaja diharapkan selalu dapat menjadi rekan bagi temannya untuk selalu mengajak ke jalan kebaikan.

4. Saling membantu. Sikap saling membantu selalu dibutuhkan dalam pergaulan. Selain itu, juga diiringi sifat lapang dada. Sikap tersebut diperlukan ketika ada teman yang membutuhkan pertolongan. Namun demikian, andai ada yang kurang berkenan, setidaknya lapang dada dalam menyikapinya juga diperlukan.

5. Jujur dan Adil. Dua sifat ini penting dimiliki remaja. Membiasakan perilaku jujur dalam kehidupan merupakan upaya untuk menghindari timbulnya masalah bagi orang lain. Demikian pula perilaku adil atau tidak pilih kasih terhadap sesama.

6. Berjuang mencari ilmu. Sebagai seorang remaja, mencari ilmu merupakan hal terpenting sebelum memasuki masa dewasa. Dalam salah satu riwayat, Nabi saw. bersabda:

"Barangsiapa keluar dalam rangka menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali," (HR At-Tirmidzi No. 2571).

Sementara itu, beberapa tindakan negatif juga perlu dihindari oleh seorang remaja. Perilaku tersebut dapat merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain, baik keluarga, teman, atau tetangga.

2. Materi Tata Krama, Sopan Santun, dan Rasa Malu dalam Islam

Berikut ini adalah materi tata krama, sopan santun, dan rasa malu dalam Islam:

Makna Tata Krama

Tata krama terdiri dari kata ‘tata’ dan ‘krama’. Istilah tata krama dapat dimaknai sebagai adat sopan santun atau kebiasaan sopan santun.

Tata krama, adat sopan santun, atau sering disebut etiket, telah menjadi bagian dalam hidup. Pembiasaan tata krama selalu ditanamkan sejak dini. Misal, saat masih anak-anak, orang tua senantiasa memberikan contoh yang baik dan menanamkan nilai kebaikan pada anaknya.

Pemahaman terhadap tata krama juga bisa berarti kebiasaan, yang lahir dalam hubungan antar manusia. Awalnya, tata krama ini berlaku dalam lingkup terbatas, tetapi lama kelamaan akan meluas pada lingkungan yang lain.

Makna Sopan Santun

Sopan santun merupakan sikap ramah yang diperlihatkan pada beberapa orang di hadapannya. Tujuannya untuk menghormati orang lain sehingga menghadirkan kondisi nyaman dan penuh keharmonisan.

Sikap sopan santun menjadi sebuah kewajiban yang dikerjakan oleh tiap kelompok, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Menurut modul pembelajaran kelas IX dari Kemendikbud, kesantunan seseorang akan terlihat dari ucapan dan tingkah lakunya.

Allah Swrt. mencintai sikap santun sebagaimana tertuang dalam hadis berikut ini:

“Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi saw. bersabda kepada Al Asyaj Al ‘Ashri: Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sikap yang dicintai oleh Allah; yaitu sifat santun dan malu.” (H.R. Ibnu Majah)

Sopan santun menjadi sangat penting dalam pergaulan hidup sehari-hari. Kita akan dihargai dan dihormati orang lain jika menunjukkan sikap sopan santun.

Orang lain pun merasa nyaman dengan kehadiran kita. Sebaliknya, jika berperilaku tidak sopan, maka orang lain tak akan menghargai dan menghormati kita.

Sikap sopan santun berarti mampu menempatkan dirinya dengan tepat dalam berbagai keadaan. Penerapannya bisa di mana saja dan kapan saja karena sopan santun merupakan perwujudan cara kita dalam menunjukkan sikap terbaik.

Makna Memiliki Rasa Malu dalam Kehidupan

Sikap malu adalah sikap menahan diri dari perbuatan jelek, kotor, tercela, dan hina. Menumbuhkan rasa malu membutuhkan usaha, niat, ilmu serta pembiasaan.

Rasa malu menjadi bagian dari iman karena bisa mendorong seseorang untuk melakukan kebaikan dan mencegahnya dari kemaksiatan. Hal ini seperti disampaikan Abu Hurairah berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw.:

“Iman adalah pokoknya, cabangnya ada tujuh puluh lebih, dan malu termasuk cabangnya iman.” (H.R. Muslim)

Rasa malu bukan berarti tidak percaya diri, minder atau merasa rendah diri. Maksud dari rasa malu di sini adalah perasaan yang dapat menghambat seseorang untuk melakukan tindakan, sehingga memicunya untuk bertanya dalam hati: “Apakah malu ini karena Allah Swt. atau bukan?”

Apabila bukan karena Allah Swt, perasaan yang timbul itu bisa jadi berasal dari sifat malas, minder, atau rendah diri. Sifat malas, minder atau rendah diri merupakan perilaku tercela yang harus dihindari.

Malu berasal dari keimanan dan pengakuan akan keagungan Allah Swt. Rasa malu akan muncul jika beriman dan menghayati betul bahwa Allah Swt itu Mahakuasa atas segala sesuatu.

Materi Keputrian terkait dengan thaharah serta adab bercanda dan tertawa dapat diakses lebih rinci melalui tautan di bawah ini:

LINK DOWNLOAD MATERI KEPUTRIAN THAHARAH

LINK DOWNLOAD MATERI KEPUTRIAN ADAB BERCANDA DAN TERTAWA DALAM ISLAM

Baca juga artikel terkait MATERI PELAJARAN atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Ahmad Yasin & Yulaika Ramadhani