tirto.id - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak mengubah preferensi masyarakat dalam memilih moda transportasi untuk berpergian ke luar kota. Hal ini tergambar dari survei yang dilakukan Tim Riset Tirto, lewat kerja sama dengan dengan penyedia layanan survei daring Jakpat.
Jakpat sendiri memiliki lebih dari 1,1 juta pengguna mobile di seluruh Indonesia sebagai responden mereka. Dalam survei yang dilakukan pada 23 September 2022, 1.501 reponden terlibat untuk mengukur preferensi masyarakat dalam penggunaan moda transportasi angkutan darat jarak jauh setelah kenaikan harga BBM.
Responden tersebar dari 32 provinsi yang ada di Indonesia, dengan mayoritas, sekitar 57 persen, berada di Jawa Barat (27 persen), DKI Jakarta (18 persen), dan Jawa Timur (11 persen). Sekitar 60 persen dari responden adalah wanita dan didominasi mereka yang berusia produktif; 20-25 (29 persen), 26-29 (22 persen), dan 30-35 (22 persen).
Sementara itu, dilihat dari latar belakang pekerjaannya, responden terbanyak adalah kelompok mahasiswa (17 persen), diikuti ibu rumah tangga (15 persen), wiraswasta (10 persen), pelaku usaha kuliner (7 persen), dan pelajar (5 persen) melengkapi lima besar.
Dari hasil survei, diketahui 69,42 persen responden hanya melakukan perjalanan antarkota atau antarprovinsi dengan transportasi darat sebanyak 1-3 kali dalam dua bulan terakhir. Hampir 17 persen berpergian jarak jauh dengan transportasi darat sebanyak 3-5 kali di dua bulan terakhir, sementara sisanya berpergian lebih dari 5 kali.
Namun, meski dengan biaya yang naik karena kenaikan BBM, kendaraan pribadi tetap menjadi primadona dibanding kendaraan umum. Sebanyak 45,3 persen responden masih menjadikan mobil pribadi sebagai pilihan moda utama untuk berpergian keluar kota. Sementara itu, 38,6 persen memilih menggunakan motor pribadi.
Sementara untuk moda transportasi umum, kereta api menjadi yang paling populer. Sebanyak 540 responden (35,98 persen) menjadikan kereta api sebagai moda transportasi pilihan. Bus antarkota/antarprovinsi menjadi pilihan 32,25 persen) responden, dan 22,45 persen responden memilih bus shuttle/travel sebagai moda transportasi pilihannya.Kenyamanan, harga, dan waktu perjalanan menjadi tiga faktor utama bagi responden dalam menentukan pilihan moda yang dipakai di pertanyaan survei yang mengizinkan jawaban lebih dari satu. Ketiga faktor ini menjadi prioritas dan masing-masing dipilih oleh lebih dari 64 persen responden. Faktor keamanan juga menjadi perhatian bagi 48,7 persen responden dalam memilih moda transportasi darat. Sementara hanya 31,25 persen yang mempertimbangkan akses untuk mendapat makanan dan minuman dalam memilih moda transportasi darat.
Menanggapi kenaikan harga BBM, rupanya tidak banyak merubah preferensi masyarakat dalam memilih moda angkutan darat jarak jauh. Sebanyak 43,64 persen mengaku masih akan menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi ke luar kota. Pilihan ini merata menjadi yang paling tinggi di seluruh status ekonomi sosial responden.
Namun, berita baiknya bagi transportasi umum, ada 22 persen responden yang mempertimbangkan untuk meningkatkan penggunaan transportasi umum darat jarak jauh pasca kenaikan BBM. Bahkan mulai ada 5,8 persen responden yang mengatakan akan sepenuhnya beralih menggunakan transportasi umum untuk berpergian ke luar kota setelah kenaikan harga BBM.Berita baik lainnya bagi moda transportasi umum darat jarak jauh, dari seluruh responden, masih ada 27 persen responden yang memang dari dulu memakai angkutan umum, dan hingga kini setelah kenaikan BBM akan terus menggunakan angkutan umum.
Loyalitas terhadap angkutan umum ini kemungkinan berhubungan juga dengan kenyamanan.
Mayoritas responden, sebanyak 48,97 persen, menganggap moda angkutan umum darat jarak jauh cukup nyaman. Kemudian 33,24 persen dan 12,79 persen responden juga masing-masing menilai bahwa kendaraan umum darat jarak jauh nyaman dan sangat nyaman. Secara keseluruhan hanya 5 persen responden yang menganggap moda angkutan umum darat jarak jauh tidak nyaman dan sangat tidak nyaman.
Setidaknya berdasar temuan ini, bisa dikatakan peningkatan kenyamanan yang ditawarkan moda transportasi umum darat mungkin bisa memacu masyarakat untuk mau beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan umum untuk perjalanan ke luar kota.Editor: Farida Susanty