tirto.id - Hasil rapat koordinasi penanganan darurat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mengumumkan masa tanggap darurat diperpanjang hingga 26 Oktober karena masih ditemukan kendala di lokasi bencana.
"Dengan menimbang bahwa masih banyak masalah yang harus diselesaikan di lokasi, maka penanganan tanggap darurat diperpanjang 14 hari ke depan, yaitu 13-26 Oktober," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Kamis (11/10/2018).
Namun, lanjut Sutopo, pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban akan diperpanjang satu hari yakni hingga Jumat (12/10). Kondisi medis, psikologi, sosial dan agama menjadi faktor yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam memperpanjang waktu evakuasi ini. “Besok sudah betul-betul harus berhenti,” ucap dia.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak lagi mencari korban sebab kondisi jenazah sudah rusak. "Kita imbau untuk tidak melakukan pencarian korban karena kondisi jenazah sudah rusak dan menimbulkan penyakit,” terang Sutopo.
Per hari ini, jumlah korban jiwa mencapai 2.073 orang meninggal dunia. Dengan rincian Kota Palu (1.663 orang), Donggala (171 orang), Sigi (223 orang), Parigi Moutong (15 orang) dan Pasangkayu (1 orang). Sedangkan pengungsi mencapai 87.725 orang.
Untuk rumah rusak ada 67.310 unit dengan rincian 65.773 unit di Kota Palu, 897 unit di Sigi, dan 680 unit di Donggala. Selain itu, 99 unit fasilitas peribadatan, 22 unit fasilitas kesehatan, dan 662 unit sekolah rusak.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto