tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadwalkan akan mengumumkan hasil rekapitulasi suara pada 22 Mei 2019.
Cawapres 01, Ma'ruf Amin berharap tidak ada kejadian apapun yang bisa mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Meski pencoblosan Pemilu 2019 sudah selesai, kata dia, isu soal adanya gerakan massa yang menentang hasil pemilu masih ada. Oleh sebab itu, Ma'ruf berharap isu itu tidak benar.
"Selama menunggu itu juga tidak ada kejadiah apa-apa. Itu yang kami harapkan supaya negeri ini tetap aman," kata Ma'ruf di kantor PBNU, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Sejauh ini, Ma'ruf masih meyakini akan menang dalam pilpres kali ini. Hal ini, kata dia, karena beberapa lembaga survei nasional menghasilkan suara 50 persen lebih untuk Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia berharap angka ini tak berubah.
"Mudah-mudahan real count-nya sama dengan quick count," ujar dia.
Untuk mencegah perpecahan usai pilpres, Ma'ruf berpandangan rekonsiliasi penting. Namun sampai sekarang belum ada rekonsiliasi antara kubu 01 dan kubu 02.
"Pastilah pasti [ada harapan bertemu]. Kita harus rekonsiliasi," kata Ma'ruf.
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj menilai rekonsiliasi tak sulit dilakukan. Hanya saja setiap pihak harus mengesampingkan ego masing-masing.
"Mudah-mudahan semua pihak menggunakan logika yang waras, menggunakan akal yang sehat. Kalau semuanya mengutamakan keutuhan NKRI, mudah. Kita hilangkan ego sektoral. Menggunakan pikiran yang dingin, akal yang sehat, berpikir logis," kata dia.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali