tirto.id - Shimon Peres, salah seorang tokoh politik Israel sekaligus peraih Nobel Perdamaian, telah meninggal dunia pada usia 93 tahun, dua minggu setelah mengalami stroke. Seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (28/9/2016), kabar duka ini telah resmi dikonfirmasi oleh Israel News Agency.
Peres sudah dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Israel dan kemudian sebagai Presiden kesembilan negara itu. Sebelumnya, ia dikabarkan sakit serius pada bagian pernapasan dan telah dirawat di sebuah rumah sakit Israel di dekat Tel Aviv. Peres akhirnya meninggal setelah kondisinya kian memburuk.
Seperti yang diketahui sebelumnya, pada 13 September Peres dilarikan ke rumah sakit setelah ia dilaporkan merasa sakit. Setelah beberapa tes, ia didiagnosa telah memiliki stroke.
Atas kontribusinya sebagai salah satu arsitek utama dari perjanjian perdamaian Oslo, Peres sempat dianugerahi hadiah Nobel Perdamaian bersama-sama dengan Perdana Menteri Israel setelahnya, Yitzhak Rabin, dan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina, Yasser Arafat, .
Peres adalah sosok terakhir yang kerap diasosiasikan dengan berdirinya Israel modern. Kisah hidupnya merekam banyak momen paling penting dalam sejarah singkat negara itu. Rakyat Israel telah melihatnya sebagai pembawa perdamaian, demikian dikutip dari The Guardian.
"Di mata rakyatnya, dia berhenti menjadi seorang politikus. Dia menjadi tokoh bersejarah, lebih besar dari politik, lebih besar dari urusan sehari-hari, seorang tokoh dalam liga sendiri,” ungkap kolumnis Nahum Barnea dalam Yediot Ahronot.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari