tirto.id - "Tolong jangan menyerah melakukan pencarian terhadap saudara saya. Dalam hati, saya tahu Emiliano [Sala] adalah petarung dan saya tahu dia masih hidup. Tolong jangan berhenti," kata Romina Sala seperti diwartakan The Guardian.
Romina menyatakan kekecewaannya terhadap penghentian proses pencarian saudara kandungnya, Emiliano Sala yang mengalami kecelakaan pesawat awal pekan ini. Pesawat Emiliano Sala hilang kontak di wilayah Kepulauan Channel, Senin (21/1/2019) malam waktu setempat.
Sala terbang dari Nantes menuju Cardiff dengan pesawat Piper PA-46 Malibu berkapasitas dua orang, didampingi seorang pilot bernama David Ibbotson. Penerbangan tersebut merupakan bagian dari kepindahannya--yang merupakan pesepak bola profesional--dari klub asal Perancis, Nantes ke kontestan Liga Inggris, Cardiff City.
Transfer itu telah disegel manajemen Cardiff sejak Sabtu (19/1/2019) dan langsung menyita perhatian publik. Maklum saja, nominal 15 juta poundsterling yang dirogoh Cardiff untuk menebus Sala telah memecahkan rekor transfer klub.
"Rencananya saya datang sendiri ke lokasi pencarian untuk memaksa pencarian dilanjutkan. Saya cuma mau kakak saya ditemukan," tambah Romina.
Pencarian terhadap pesawat yang ditumpangi Sala mulanya dilakukan dengan dua helikopter, Senin malam, beberapa saat setelah terjadinya hilang kontak. Namun proses ini sempat terhenti sehari kemudian karena cuaca buruk.
Setelah cuaca dan kondisi angin membaik, pada Rabu (23/1/2019), Tim SAR dan Kepolisian Laut Inggris melanjutkan lagi proses ini. Mereka bahkan menambah jumlah armada jadi tiga pesawat dan lima helikopter. Namun, Kamis (24/1/2019) malam pencarian kembali dihentikan. Pihak berwajib mengaku mulai kesulitan karena telah melacak berbagai jejak, tapi tak menemukan tanda-tanda keberadaan pesawat yang dimaksud.
"Pesawat terakhir yang melakukan pencarian telah kembali. Meski kami tidak lagi aktif melakukan pencarian, kasus masih di buka dan kami akan menyiarkan ke semua kapal dan pesawat di area tersebut untuk mengawasi jejak pesawat. Ini akan berlanjut tanpa ada batasan [waktu]," kata Komendur Kepulauan Guernsey, kapten David Barker.
Tim SAR dan Kepolisian Laut Inggris mengklaim telah mencari hingga mencakup luas 1.700 mil persegi, serta memindai data ponsel dan satelit namun tidak menemukan jejak pesawat sama sekali.
Mendengar pencarian terhenti, pemilik Cardiff City, Tan Sri Vincent Tan tak bisa menutupi kekecewaannya. Menurut penuturannya, insiden yang melibatkan Sala telah membuat Cardiff City beserta seluruh suporternya terpukul.
"Kami sangat ingin membantu Emiliano dengan kemajuan langkah dalam kariernya. Semua orang yang pernah bertemu Emiliano menyebutnya punya kepribadian baik, lelaki muda yang rendah hati, serta punya obsesi mencuri perhatian di Liga Inggris," sebut Vincent Tan.
Emiliano Sala memang bukan sosok sembarangan. Musim ini, di kompetisi domestik (Liga Perancis dan Piala Perancis) ia telah mencetak 13 gol. Di Perancis, jumlah gol pemain berusia 28 tahun itu cuma kalah dari dua nama lain: Kylian Mbappe dan Nicolas Pepe.
Pesawat Bermasalah Sebelum Terbang
Baru-baru ini diketahui, penerbangan dari Nantes ke Cardiff merupakan pilihan Sala sendiri. Direktur Umum Cardiff City, Mehmet Dalman mengatakan jika pihak klub awalnya menawari Sala penerbangan komersil. Pihak klub bahkan mengajukan diri untuk mengurus penjadwalan berikut prosesnya.
Namun, Sala menolak usulan itu. Ia memilih terbang secara pribadi dan mengurusi sendiri keperluannya.
"Dia [Sala] menolak dan ingin mengatur sendiri. Saya tidak bisa ungkapkan kepada Anda pihak yang mengatur penerbangannya karena hingga saat ini saya tak tahu. Yang jelas bukan dari Cardif," ucap Dalman seperti dilansir AFP.
Terlepas dari keenganan Dalman membuka data pesawat, diketahui jika armada yang ditumpangi Sala dan Ibbotson telah berusia 35 tahun dan teregistrasi dengan nomor N264DB di Southern Aircraft Consultancy, Bungay, Suffolks. Pesawat pribadi ini diatur agen sepak bola profesional, Mark McKay yang juga terlibat dalam transfer Sala ke Cardiff City. Mark McKay yang juga putra dari pesepak bola Willie McKay mengatakan jika pesawat itu bukan miliknya secara pribadi.
Keganjilan dalam penerbangan Sala sebenarnya telah terendus sebelum hari kejadian. Selama sepekan terakhir sebelum hari Senin, lewat pesan pribadi ke Facebook rekannya, Dave Ibbotson banyak mengeluh soal kondisi Instrument Landing System (ILS) di pesawat Piper PA-46 miliknya. ILS merupakan sistem instrumen pendaratan pesawat, atau bisa disebut bagian kokpit yang didesain untuk memandu pilot ke bandara dan lapangan udara.
Ada pula kabar yang menyebut Ibbotson sempat berkali-kali mencoba melakukan lebih dari upaya untuk lepas landas dari pesawat itu, dan bahkan berputar balik ke Perancis sebelum menghilang. Namun ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Komendur Kepulauan Guernsey, David Baker tak berani membenarkan.
Ia mengatakan semua kemungkinan masih akan diperiksa AAIB. Ia lalu membocorkan bahwa salah satu teori yang akan diteliti adalah tes apakah es yang mengenai pesawat jadi penyebab kecelakaan.
"Kita semua tahu bahwa ada garis cuaca berat di dekat tempat pesawat terakhir dalam kontak, jadi itu [perkara es] juga mungkin," ungkap Barker.
Sejauh ini, data dari satu ponsel terkait pesawat yang ditumpangi Sala dan Ibbotson telah dianalisis, tapi tak dapat menghasilkan kesimpulan letak akhir pesawat.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Mufti Sholih