Menuju konten utama

Luhut Tekankan Pentingnya Pengetesan dan Pelacakan Kasus COVID-19

Luhut mengatakan dua hal itu penting dilakukan sambil menunggu datangnya vaksin pada November 2020.

Luhut Tekankan Pentingnya Pengetesan dan Pelacakan Kasus COVID-19
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan arahan saat pembukaan kegiatan Youth Voice: Coral Reef Restoration ICRG (Indonesia Coral Reef Garden) di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya pengetesan dan pelacakan kasus COVID-19. Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengatakan hal itu penting dilakukan sambil menunggu datangnya vaksin pada November mendatang.

"Saat ini kami tengah menyiapkan vaksin untuk COVID-19, diharapkan November 2020 sudah dapat kita terima," kata Luhut dalam rapat koordinasi virtual tentang targeted testing dan tracing COVID-19 di Jabodetabek dan Bali pada Selasa (13/10/2020).

Luhut juga mengatakan perlu rencana untuk mengantisipasi lonjakan kasus pada akhir Oktober. Pasalnya, pada libur panjang Agustus yang lalu, jumlah kenaikan kasus COVID-19 di Jakarta sempat meningkat tajam hingga lebih dari 60 persen.

"Kami perlu membuat rencana untuk mengantisipasi hal ini," pesan Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Penasehat Menko Kemaritiman Bidang Penanganan COVID Monica Nirmala yang hadir dalam rakor itu menuturkan pengetesan dan pelacakan dinilai penting karena penularan COVID-19 didominasi oleh segelintir orang yang terinfeksi, yang disebut sebagai super spreaders. Sebanyak 80 persen kasus baru disebabkan oleh 20 persen orang yang terinfeksi.

"Mereka mampu menularkan virus kurang lebih dua hari sebelum timbul gejala, hingga 10 hari setelah bergejala. Oleh karena periode infeksius yang singkat ini, maka waktu dan kecepatan respons kita sangat penting untuk memutus rantai penularan. Time is of the essence (waktu adalah kunci)," jelasnya.

Bukan hanya pengetesan dan pelacakan yang penting, Monica menuturkan pendampingan karantina dan isolasi turut jadi perhatian.

Menurut dia, tes-lacak-isolasi adalah tiga mata rantai surveilans yang saling terkait. Deteksi dini dan pendampingan pasien menjalani isolasi serta perawatan hingga tuntas adalah kunci penanganan pandemi.

Penambahan pasien baru positif COVID-19 di Indonesia dua hari berturut-turut sudah di bawah 4.000 kasus--sejak 6-11 Oktober selalu di atas 4.000 kasus--. Meski demikian, DKI Jakarta masih melaporkan kasus anyar di atas 1.000 orang per hari.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, hari ini terdapat 50.418 spesimen yang diperiksa. Hasilnya: 3.906 orang terkonfirmasi positif (total 340.622), sembuh 4.777 (total 263.296), dan meninggal dunia 92 orang (akumulasi (12.027).

Sementara kasus suspek tercatat 153.822 orang, lebih rendah dibanding Senin kemarin yang tercatat 154.532 orang.

Baca juga artikel terkait PENANGANAN CORONA COVID-19

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan