Menuju konten utama

Luhut Sebut Progres Persiapan Acara IMF-World Bank Sudah 75 Persen

Persiapan Annual Meeting IMF-World Bank sudah mencapai 70 sampai 75 persen.

Luhut Sebut Progres Persiapan Acara IMF-World Bank Sudah 75 Persen
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan (kiri) memberi materi pada kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jawa Barat, Rabu (1/3). Pada Kuliah umum tersebut Luhut memberikan arahan peran dan pentingnya tugas insinyur khususnya lulusan ITB tantangan pembangunan serta pemberdayaan energi dan sumber daya alam Indonesia kedepannya. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc/17.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan persiapan Annual Meeting IMF-World Bank yang akan berlangsung di Bali sudah mencapai 70 sampai 75 persen.

Persiapan itu antara lain seperti perhotelan, infrastruktur penunjang (seperti lapangan terbang dan jalan), perbaikan destinasi wisata, mitigasi bencana alam, dan sebagainya.

"Persiapan sudah 70 persen, 75 persen selesai. 85 hotel semua udah beres. Kalau 100 persennya nanti Oktober lah ya," ujar Luhut di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Jumat (11/5/2018).

Luhut menjelaskan, alokasi yang telah disepakati bersama DPR pada Maret 2017 untuk perhelatan itu sebesar Rp855 miliar, salah satunya alokasi dari Bank Indonesia (BI) sekitar Rp200 miliar.

"Kalau ada duit berlebihan keluar dengan anggaran itu, kami manfaatkan sekalian perbaiki tourist destination. Banyuwangi misalnya, ada anggaran untuk lapangan terbang Rp82 miliar. Kami perbaiki juga Labuan Bajo, jalanan, soal air, hingga pembuangan sampah," ungkapnya.

Luhut memastikan, anggaran yang dikeluarkan pemerintah itu akan dipakai seefisien mungkin sehingga bisa memberikan manfaat untuk masyarakat.

"Kalau bilang menghambur-menghambur, saya yang bertanggung jawab, bukan ke peserta," ucap Luhut yang berperan sebagai Ketua Panitia Nasional Annual Meeting IMF-World Bank.

Acara IMF-World Bank Berikan Dampak Ekonomi

Ketua Pelaksana Harian Pertemuan Tahunan IMF, Susiwijono Moegiarso menjelaskan, anggaran penyelenggaraan IMF dibuat untuk memberikan dampak ekonomi jangka panjang.

"Teman-teman Bappenas [Badan Perencana Pmebangunan Nasional] kemarin mau mem-publish perkiraan awal, sekarang mereka melakukan kajian agar nanti justified angkanya. Bagaimana event internasional itu meng-generate ekonomi impact. Itu ada metodeloginya. Kita minta Bappenas cobalah dikaji," ujarnya.

Menurutnya, acara IMF berpeluang mengerek ekonomi dalam negeri, khususnya di bidang pariwisata, karena acara itu akan dihadiri sekitar 20 ribuan orang berpengaruh di dunia di bidang keuangan dan ekonomi.

"Ini kan yang datang high profile, para pengambil keputusan sektor keuangan dan ekonomi dunia. Mereka semua orang yang punya duit di dunia ini. Kita enggak boleh bicara dari direct spending saat event aja. Jadi, kami berharap kalau mereka enggak ada waktu di Oktober [saat hari pelaksanaan], jangka menengah panjang kan mereka dapat balik lagi," terang Susiwijono.

Ia mengatakan, angka perkiraan peserta Annual Meeting ini lebih tinggi dari semula sebanyak 15 ribu orang. Sebab, ada banyak direktur eksekutif yang ingin hadir dalam pertemuan tersebut.

"Di spring meeting kemarin semua eksekutif director di semua negara itu bercerita kepada Pak Luhut bahwa mereka agak berhemat di spring meeting kemarin karena mau ngejar untuk pergi ke Bali rame-rame. Kami hitung lagi dari hitungan 15 ribu pasti mereka juga bawa pasangan dan keluarga jadi bisa 20 ribu plus-plus," ungkap Susiwijono.

Ia memberikan hitungan kasar dampak ekonomi yang didapat masyarakat secara langsung yang acara formalnya akan berlangsung dari 12-14 Oktober.

"Kalau sekadar hitung direct impact itung aja 20 ribu orang kali 10 hari sama dengan 200 ribu. Room-nya pasti di atas 500 dolar AS per malamnya. Ambil 400 dolar AS aja, buat room aja 80 juta dolar AS. Bayangin itu. Padahal Oktober kan harusnya low seasson jadi beberapa kali lipat itu?" kata Susiwijono.

Susiwijono menyampaikan, acara Annual Meeting ini akan ada sekitar 2-3 ribuan pertemuan. Para delegasi juga berpotensi menjajal kuliner di daerah sekitar Bali yang menjadi tempat pertemuan.

"Karena mereka mumpung ngumpul semua pemangku kebijakan, mereka bikin lunch meeting dimana dinner meeting dimana. Jadi, karena itu spending-nya akan besar sekali. Belum dia wisata, simpel aja hitungan direct impact-nya," terangnya.

Susiwijono mengatakan, kesempatan menghadirkan para delegasi penting dari berbagai negara itu juga tidak akan terulang lagi.

"Enggak akan ada event yang bisa menarik puluhan ribuan orang berpengaruh sektor keuangan untuk datang ke Indonesia. Event terbesar ini enggak akan terulang di Indonesia. Jadi, kita enggak boleh bicara dari direct spending saat event aja," tutupnya.

Baca juga artikel terkait IMF-WORLD BANK atau tulisan lainnya dari Shintaloka Pradita Sicca

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Shintaloka Pradita Sicca
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Alexander Haryanto