tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan soal sikap pemerintah Indonesia yang menolak pinjaman dari asing. Hal tersebut ia sampaikan terkait investasi yang akan masuk di ibu kota baru.
Dari investasi tersebut, beberapa investor asing salah satunya Chief Executive Officer (CEO) SoftBank Mobile Masayoshi Son berkeinginan untuk ikut membangun ibu kota baru RI di Kalimantan.
"Kita tidak mau pembangunan kantor presiden dan kantor pemerintah itu dibayarin orang. Kita mau dibayar [bangun Istana Negara] pakai APBN," ujar dia di kantornya, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (17/1/2020).
Ia mengatakan kebutuhan dana investasi untuk membangun sebuah ibu kota baru mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Kebutuhan dana tersebut sudah disanggupi oleh SoftBank.
Meski besar, namun pendanaan tersebut tidak untuk pembangunan gedung pemerintahan seperti Istana Negara.
Luhut mengklaim, pendanaan dari asing tersebut bisa digunakan untuk membangun klaster-klaster lainnya. Misalnya, infrastruktur, gedung perkantoran, rumah sakit, sekolah kelas internasional dan pemukiman.
"Kita harus bangga jadi orang Indonesia, bukan kita minta-minta. Untuk kantor presiden tidak ada urusan orang luar. Saya bilang [dana asing] untuk klaster-klaster yang lain bisa kita omongin, tapi bukan kalian [asing] yang atur, Indonesia yang memutuskan. Rencananya, Presiden Joko Widodo akan memberikan keputusannya pada Februari, karena kan negosiasi kan butuh waktu," tandas dia.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri