tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim ada sekitar 30 investor dari dalam dan luar negeri yang siap mendanai pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
"Banyak investor partner yang tertarik membangun ibu kota negara. Saya baru dikirim list-nya, sudah hampir 30 perusahaan besar yang ingin berpartisipasi," kata Luhut dalam Dialog Indonesia: Merajut Konektivitas Ibu Kota Negara di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (26/2/2020).
Luhut juga menyebut, jenis usahan investor tersebut beragam. Mulai dari listrik hingga kendaraan.
"Banyak perusahaan investor luar negeri yang ingin masuk, dari Amerika ingin masuk, Jepang masuk, Abu Dhabi (UEA) masuk, Singapura, banyak sekali," ujarnya.
Namun, Luhut menegaskan investor yang berpartisipasi harus juga memperhatikan konsep "green city" di ibu kota baru.
"Semua kita lanjutkan dengan 'high quality'," katanya.
Pembangunan ibu kota baru didasari keinginan pemerintah Indonesia untuk menjadikan pusat pemerintahan di tengah Nusantara. Motivasi lainnya adalah ibu kota saat ini punya masalah kronis. Dari banjir, penduduk padat, polusi udara, kemacetan dan penurunan permukaan tanah.
Berdasarkan data Kemenko Kemaritiman dan Investasi, pemerintah Indonesia membuat "pooling fund" yang telah diminati banyak lembaga investor internasional.
"Pooling fund" berupa Sovereign Wealth Fund sudah diminati tiga institusi internasional; bilateral fund sudah diminati satu negara; sekuritas sudah diminati lima perusahaan; dan satu perusahaan asuransi juga telah menyatakan minat di bidang asuransi.
Namun, hingga saat ini Luhut belum terus terang menyebutkan nama perusahaan-perusahaan, negara atau investor yang dimaksud.
Yang pasti, lanjut Luhut, nantinya kawasan hiburan, pendidikan, riset dan pengembangan hingga kesehatan dan pusat keuangan akan jadi garapan swasta.
"Sementara pusat pemerintahan nantinya akan dibiayai oleh APBN," ungkapnya.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Abdul Aziz