Menuju konten utama

LSI Sebut Jokowi-Ma'ruf Dirugikan Jika Pemilih Wong Cilik Golput

Survei LSI menyatakan, ada 50,6 persen yang tidak tahu tanggal dan bulan pencoblosan Pilpres 2019 dengan benar.

LSI Sebut Jokowi-Ma'ruf Dirugikan Jika Pemilih Wong Cilik Golput
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengatakan capres-cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf akan dirugikan apabila pemilih wong cilik memilih golongan putih (golput) pada Pilpres Rabu 17 April 2019 nanti.

Pasalnya, berdasarkan survei LSI, 18 Februari sampai 25 Februari 2019, segmen pemilih wong cilik merupakan kantong suara terbesar yaitu 49,8 persen. Pada pemilih tersebut, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 63,7 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 27,4 persen.

"Jika ini terjadi di segmen wong cilik, sekali lagi yang akan dirugikan adalah Pak Jokowi-Maruf, karena margin kemenangan sebesar 36,3 persen," ujar Periset LSI Denny JA, Ikrama Masloman di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3/2019).

Ikrama menjelaskan beberapa kemungkinan alasan wong cilik memilih golput. Pertama, tidak mendapatkan informasi dengan benar.

Apalagi berdasarkan survei LSI, ada 50,6 persen yang tidak tahu tanggal dan bulan pencoblosan Pilpres dengan benar.

"Jadi ini hal yang bisa mempengaruhi di segmen wong cilik tidak mendapatkan informasi dengan baik. Apalagi kita lihat di segmen wong cilik ini akses akan informasi jauh lebih kecil dibandingkan pemilih terpelajar ya," kata Ikrama.

Kemudian, kata Ikrama, wong cilik merasa rugi apabila meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh upah harian untuk mencoblos pada 17 April nanti. Menurut dia, hal ini ditambah lagi dengan rutinitas kerja di perusahaan yang tidak memberikan kebebasan harus memilih.

"Jika meninggalkan hari kerja, mereka akan ada kerugian di situ. Jadi artinya faktor keduanya adalah waktu mereka bisa menghasilkan penghasilan buat mereka sehingga [memilih] meninggalkan pencoblosan," ucapnya.

Alasan lain yang membuat wong cilik tidak memilih adalah masalah masalah administrasi. Pasalnya, ada banyak dari mereka yang tinggal di daerah pedalaman dan pesisir sehingga akses memberikan undangan menjadi terbatas.

"Masalah administrasi di wong cilik mungkin partisipasinya lebih rendah. Sehingga untuk mengantisipasi [golput], mereka harus datang ke tempat pencoblosan untuk menuntut hak mereka," tuturnya.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada kubu Jokowi-Ma'ruf agar mampu memaksimalkan suara wong cilik dengan mengajak untuk mencoblos ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Pilpres 17 April nanti.

"Karena ini basis pemilih di mana Pak Jokowi-Ma'ruf unggul di situ ya, margin kemenangannya sebesar 36,3 persen," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto