tirto.id - LRT Jabodebek direncanakan mulai beroperasi pada Senin, 28 Agustus 2023. Sebelumnya, uji coba operasional terbatas sudah dilakukan secara bertahap. Tahap pertama mulai 12 Juli-26 Juli 2023.
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mencoba LRT Jabodebek. Ia merasakan kenyamanan saat kembali menjajal kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek untuk ketiga kalinya.
Pada Sabtu-Minggu, 26-27 Agustus 2023 ini juga masih dilakukan uji coba untuk publik LRT Jabodebek. Menurut VP Public Relations KAI Joni Martinus, mulai Senin pekan depan LRT Jabodebek sudah beroperasi penuh di 18 stasiun.
“Stasiun-stasiun LRT Jabodebek berada di lokasi-lokasi strategis mulai dari kawasan perumahan hingga kawasan bisnis. Tujuannya untuk memudahkan para penglaju bertransportasi dari dan menuju Ibu Kota atau wilayah lainnya,” kata Joni Martinus dalam rilis yang diterima Tirto, Sabtu (26/8/2023).
Stasiun LRT terdiri dari 2 tipe yaitu tipe Interchange Station yakni Stasiun Cawang dan tipe Typical Station untuk 17 stasiun lainnya. Perbedaan dari tipe stasiun ini adalah jumlah jalur, luas stasiun dan fasilitas tambahan yang ada di dalamnya.
Interchange Station terdiri dari 3 lantai dimana lantai 1 yaitu area boarding dan komersial, lantai 2 area peron, dan lantai 3 adalah area komersial. Sedangkan untuk tipe Typical Station terdiri dari 2 lantai, dimana lantai 1 adalah area boarding dan lantai 2 merupakan area peron.
Stasiun Cawang merupakan Interchange Station sebab, akan menjadi stasiun persimpangan atau stasiun transit. Dimana pelanggan dari stasiun Harjamukti yang ingin menuju ke arah Stasiun Jatimulya dapat berhenti dulu di Stasiun Cawang dan berganti kereta tujuan Stasiun Jatimulya, maupun sebaliknya.
Daftar 18 Stasiun LRT Jabodebek
Berikut 18 stasiun yang akan melayani pelanggan LRT Jabodebek, yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jati Mulya.
Untuk menunjang kenyamanan para pelanggan saat berada di stasiun, stasiun LRT Jabodebek dilengkapi dengan fasilitas akses berupa eskalator, tangga, dan lift, toilet, ruang menyusui, musala, ruang kesehatan, Passenger Information Display System (PIDS), passenger announcement, dan CCTV.
“Pemerintah dan KAI juga berupaya menghadirkan stasiun LRT Jabodebek yang ramah disabilitas dengan menghadirkan lift, gate, toilet khusus disabilitas serta tactile. Dengan hadirnya fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah pelanggan disabilitas dalam melakukan mobilitas menggunakan LRT Jabodebek,” kata Joni.
Untuk mengoptimalkan layanan di stasiun, KAI sudah menyiapkan petugas yang siap sedia untuk melayani pelanggan. Petugas tersebut meliputi Pengawas Stasiun, petugas loket, passenger service, cleaning service, petugas kesehatan, dan security.
Dari sisi akses stasiun, stasiun LRT Jabodebek memiliki keunggulan karena akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum.
Misalnya, Stasiun Dukuh Atas, lokasinya berada di dekat Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun KA Bandara BNI City, halte Transjakarta, serta berbagai moda transportasi lainnya.
Ada juga Stasiun Halim yang terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung serta dekat dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma.
“Stasiun-stasiun LRT Jabodebek terletak tidak jauh dari titik moda transportasi umum lainnya. Sehingga akan memudahkan pelanggan yang akan menggunakan transportasi umum lanjutan,” tutup Joni.
Tarif LRT Jabodebek dan Rutenya
Kementerian Perhubungan memutuskan memberikan subsidi tarif untuk Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek. Hal tersebut dilakukan demi menarik minat masyarakat agar lebih menggunakan transportasi umum.
Besaran tarif LRT Jabodebek yaitu Rp5 ribu untuk 1 km pertama dan Rp700 untuk km selanjutnya. Tarif itu berdasar Keputusan Menhub Nomor 67 tahun 2023.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mencontohkan perbandingan tarif usulan dari operator (belum disubsidi) dengan tarif bersubsidi di beberapa rute, yaitu: untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sepanjang ± 28 km, tarif usulan operator sebesar Rp37.268, sementara tarif bersubsidinya yaitu sebesar Rp23.900 (PSO sebesar 36 persen).
Kemudian, untuk rute Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti sepanjang ± 25 km, tarif usulan dari operator sebesar Rp33.275, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp21.800 (PSO sebesar 34 persen).
Selanjutnya, untuk rute Stasiun Harjamukti-Jatimulya sepanjang ± 33 km, tarif usulan operator sebesar Rp43.923, sementara tarif bersubsidinya sebesar Rp27.400.
Beberapa rute dengan tarif bersubsidi lainnya di antaranya:
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Cawang sepanjang ± 10 km (tarif Rp11.300),
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Halim sepanjang ± 13 km (tarif Rp13.400),
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Cawang sepanjang ± 15 km (tarif Rp14.800),
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Halim sepanjang ± 19 km (tarif Rp17.600),
- Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sepanjang ± 18 km (tarif Rp16.900),
- Stasiun Jatimulya-Stasiun Halim sepanjang ± 15 km (tarif Rp14.800),
- Stasiun Cawang-Stasiun Halim sepanjang ± 4 km (tarif Rp7.100).
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Maya Saputri