tirto.id - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan tren konsumsi masyarakat di awal 2021 masih menunjukkan pelemahan. Purbaya mengatakan masyarakat masih belum mau membelanjakan uangnya karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM. Alhasil Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan relatif bertahan alias tak banyak digunakan masyarakat.
“Akhir tahun sampai sekarang, kita masih terpengaruh PPKM. Otomatis belanja masyarakat tak akan terlalu tumbuh signifikan. Wajar saja kalau DPK-nya belum terlalu banyak dipakai untuk membelanjakan kebutuhan sehari-hari seperti biasanya,” ucap Purbaya dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/1/2021).
Kepala Eksekutif LPS Lana Soelistianingsih meyakini konsumsi masyarakat masih mungkin akan membaik. Pasalnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) BI terus menunjukan tanda perbaikan, bahkan posisi Desember sudah lebih baik dari November terutama karena faktor libur akhir tahun.
Perbaikan ini menurutnya akan semakin terasa seiring berjalannya vaksinasi. Ia pun optimis kuartal 1 Q1 2021, konsumsi masyarakat akan sudah pulih cukup signifikan.
“Vaksin akan semakin banyak diberikan pada masyarakat. Kami berharap di Q1 ada perbaikan sisi konsumsi dan akan membantu pertmbuhan ekonomi Q1,” ucap Lana dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/1/2021).
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan DPK masih berada di level yang cukup tinggi. Per Desember 2020, nilainya mencapai 11,11 persen yoy yang melandai dari November 2020 11,55 persen yoy.
Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan DPK, suku bunga simpanan di sejumlah bank terus mengalami penurunan. Menurut data LPS, selama 2020 suku bunga simpanan di Bank Buku 1 sudah turun 146 basis poin, Buku 2 sebanyak 113 basis poin, Buku 3 sebanyak 202 basis poin, dan Buku 4 sebanyak 216 basis poin. LPS menyatakan saat ini suku bunga simpanan berada di kisaran 6 persen.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan