Menuju konten utama

LPG Nonsubsidi Naik, Distributor Keluhkan Penurunan Pesanan

Pelanggan gas 12 kg akhirnya beralih ke gas melon imbas meroketnya harga LPG nonsubsidi.

LPG Nonsubsidi Naik, Distributor Keluhkan Penurunan Pesanan
Petugas mengangkut produk elpiji tiga kilogram (kg) non subsidi di SPBU Coco di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (3//7/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pada akhir Februari 2022 pemerintah memberikan izin pada PT Pertamina (Persero) untuk menyesuaikan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) nonsubsidi.

Harga baru seluruh produk LPG nonsubsidi ini berlaku mulai 27 Februari 2022. Naiknya LPG nonsubsidi dilakukan saat harga Contract Price Aramco (CPA) memang masih tinggi di 775USD/Metrik, harga tersebut naik sekitar 21 persen dari harga rata-rata CPA sepanjang 2021.

Dengan adanya penyesuaian, harga LPG nonsubsidi yang berlaku saat ini sekitar Rp15.500 per kilogram, penyesuaian harga ini telah mempertimbangkan kondisi serta kemampuan pasar LPG nonsubsidi.

Jika dihitung untuk harga gas 12 kg di tingkat distributor dijual dengan harga Rp186.000. Itu baru di tingkat distributor, harga eceran yang sampai ke masyarakat saat ini sudah lebih dari Rp200 ribu/tabung. Kondisi ini diperparah dengan naiknya PPN dari 10 menjadi 11 persen di 1 April 2021.

Salah satu distributor gas LPG nonsubsidi di Kota Bandung, Aji mengaku sering mendapat keluhan dari para agen dan konsumen terkait naiknya harga LPG 12 kg.

“Sekarang harga yang kami jual di distributor itu Rp188.700 untuk yang 12 kg. Ini distributor ya bukan agen, kalo agen harganya lebih mahal lagi. Untuk keluhan pasti ada terutama dari kalangan rumah tangga,” kata Aji kepada Tirto, Rabu (13/4/2022).

Sejak naiknya harga gas LPG nonsubsidi, Aji merasakan adanya penurunan jumlah pesanan. Meskipun tidak menyebut rincian dari penurunan yang terjadi, Aji mengatakan banyak konsumennya yang beralih untuk menggunakan gas melon.

“Setiap hari kurang lebih kami menjual 3.500 tabung, penurunannya untuk sampai ini ada hanya tidak terlalu signifikan. Ada banyak yang memilih beralih ke gas 3 kilogram. Sementara untuk distribusi sampai saat ini masih normal, dan harga selama 2 bulan ini fluktuatif,” jelas Aji.

Serupa dengan Aji, distributor gas di Ciracas, Jakarta Timur, mengalami penurunan omzet hingga 50 persen akibat harga LPG nonsubsidi naik sejak awal Maret 2022.

Salah satu pemilik pangkalan gas, Suryadi, mengatakan, saat ini harga LPG nonsubsidi ukuran 12 kilogram mencapai Rp190 ribu dari harga sebelumnya Rp165 ribu.

"Saya biasanya bisa menjual sampai empat tabung per hari, tapi sejak kemarin baru bisa menjual dua tabung LPG ukuran 12 kg," kata Suryadi dilansir dari Antara.

Suryadi menjelaskan, harga LPG nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram menjadi Rp90 ribu dari sebelumnya Rp80 ribu. "Sejak harganya naik, pembali gas jadi menurun," ujar dia.

Menurut Suryadi, pelanggan LPG nonsubsidi di tempatnya kebanyakan adalah pemilik usaha rumah makan. Kini, pelanggannya tersebut mengurangi pembelian sejak harga LPG nonsubsidi naik.

"Biasanya beli tiga tabung, sekarang hanya pesan satu tabung. Ada juga yang mulai beralih ke LPG subsidi," ujar Suryadi.

Suryadi mengkhawatirkan, pelanggan LPG nonsubsidi itu banyak beralih ke LPG subsidi ukuran 3 kg. Dia berharap, pemerintah bisa menurunkan harga LPG nonsubsidi agar tak lagi memberatkan pihak distributor seperti dirinya.

"Kalau bisa murah lah, bisa terjangkau oleh masyarakat. Kita juga usaha bisa lancar, tak ada keluhan dari masyarakat soal harga," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait KENAIKAN HARGA GAS atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Fahreza Rizky