tirto.id - Penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gas elpiji masih menjadi andalan utama masyarakat Indonesia untuk memasak. Data yang diungkap oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada tahun 2022, mayoritas rumah tangga di Indonesia atau sebanyak 87,12 persen, menggunakan gas (gas elpiji dan atau jaringan gas) sebagai bahan bakar utama untuk memasak.
Tingginya angka penggunaan gas elpiji di tengah masyarakat tersebut memicu beragam pembicaraan terkait penggunaan gas elpiji di media sosial, termasuk tips terkait cara menghemat pemakaian gas elpiji.
Sebuah akun Facebook bernama “Wiwik Susanti” misalnya, mengunggah video berdurasi 1 menit dan 31 detik yang berisi tutorial cara menghemat penggunaan gas elpiji dengan cara merendamnya di dalam air.
Dalam video tersebut terdapat pembacaan narasi sebagai berikut:
“Kenapa tabung gas direndam? Pertama ngetes kebocoran ya ada bocor atau enggaknya, jadi kalau ada bocor itu ada gelembung-gelembung itu tandanya bocor ya. Nah, terus yang kedua kenapa tabung gas ini direndam ke dalam ember dengan air ya itu supaya lebih penghematan ya.
Kenapa? Karena gas ini ada campuran ya, campuran air, angin ya bermacam-macam. Jadi, biasanya pada saat mau habis gas ya tabung gas ini selalu berkeringat, ada yang pernah mengalami seperti itu? Nah kalau ada yuk di kolom komentar di isi ya. Nah ini jadi ya teman-teman (merendam gas di air) boleh ya aman kita rendam seperti ini juga nggak masalah ya sangat aman sekali ya.
Jadi teman-teman di rumah kalau mau rendam juga nggak masalah ya itu pemahamannya jadi itu salah satu teknik ya jadi supaya lebih hemat sedikit ya karena biasanya mau habis kalau kita goncang seperti ini kayak ada bunyi kayak pasir gitu kan ada yang pernah seperti itu? Ya jadi itu ya pemahaman dari ahli gas”
Sejak Minggu (25/2/2024) hingga Selasa (19/3/2024), atau selama 23 hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 11 tanda suka dan telah ditonton sebanyak 568 kali. Kami juga menemukan unggahan dengan narasi serupa di platform YouTube, yang diunggah oleh kanal “Andi Benot channel” dan “SOBAT ILMU DMJ”.
Lantas, bagaimana kebenaran informasi dalam video yang menyebut merendam tabung gas elpiji di dalam air dapat menghemat penggunaan gas elpiji?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto melakukan penelusuran terkait klaim ini dengan memasukan kata kunci “Cara Menghemat Gas Elpiji, Rendam Tabung Gas di Air” ke mesin pencarian Google dan menemukan bantahan resmi dari sejumlah pihak terkait klaim tersebut.
Bantahan terkait klaim ini diantaranya diungkap oleh PT. Pertamina Patra Niaga melalui unggahan dalam akun instagram resminya (@ptpertaminapatraniaga).
Dalam penjelasannya, PT Pertamina Patra Niaga menyebut cara merendam tabung gas dalam air tidak tidak berdampak pada penghematan penggunaan gas elpiji.
Lebih lanjut, PT Pertamina Patra Niaga menyebut merendam tabung gas elpiji dalam air justru tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan korosi. Perusahaan menyebut cara merendam gas dalam air dilakukan hanya untuk melihat apakah terjadi kebocoran terhadap tabung.
Sebagai informasi saja, PT Pertamina Patra Niaga merupakan subholding commercial and trading yang menjalankan rantai kegiatan bisnis hilir PT Pertamina (Persero), termasuk pendistribusian dan pemasaran produk LPG.
Senada, pemerintah lewat penjelasan dalam akun resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah membantah kebenaran terkait klaim yang menyebut merendam gas elpiji di dalam air dapat menghemat penggunaan gas elpiji. Kominfo mengakategorikan informasi tersebut sebagai hoaks.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa merendam gas elpiji di dalam air dapat menghemat penggunaan gas elpiji.
Pihak terkait seperti PT Pertamina Patra Niaga secara resmi telah membantah kebenaran dari klaim tersebut. Jadi informasi yang menyebut bahwa merendam gas elpiji di dalam air dapat menghemat penggunaan gas elpiji bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty
