tirto.id - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping dalam acara KTT G20 di Indonesia pada Selasa, 15 November 2022.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Korsel meminta China untuk lebih aktif dalam mengekang ancaman nuklir Korea Utara.
Washington Post memberitakan, Jinping mengatakan kepada Yoon kalau dia berharap Korea Selatan bisa meningkatkan hubungannya dengan Korea Utara.
Baru-baru ini, Korut memang aktif melakukan uji coba rudal sebagai respons terhadap latihan gabungan bersama antara militer Korsel dan AS.
Selama pertemuannya dengan Jinping, Presiden Yoon berharap China bisa lebih aktif lagi dalam masalah Korut, terutama terkait “ancaman rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Jinping kemudian mengatakan, China dan Korsel sama-sama punya kepentingan di Semenanjung Korea. Oleh sebab itu, kedua negara harus menjaga perdamaian. Jinping berharap Korsel bisa aktif lagi dalam mencari hubungan baik dengan Korut.
Sedangkan menurut pernyataan Pemerintah China, Jinping mengatakan, negaranya siap bekerja sama dengan Korsel dalam meningkatkan hubungan bilateral dan memberikan stabilitas yang lebih besar untuk kawasan tersebut.
Sementara Kantor Presiden Yoon mengatakan, pemimpin Korsel akan mengusulkan agar kedua negara mengadakan pembicaraan tingkat tinggi secara rutin terlebih dalam merespons masalah pandemi, krisis ekonomi global dan masalah iklim. Jinping pun setuju atas perlunya dialog tingkat tinggi.
Dalam konteks ini, China adalah sumber bantuan terbesar Korea Utara, yang diyakini turut berpengaruh terhadap ekonomi Korea Utara.
Diduga, China juga membantu Korut dalam menghadapi sanksi internasional dan mengirim bantuan rahasia untuk membantu negara tersebut. Sebab, China menilai Korut adalah benteng mereka dalam melawan pengaruh AS di Semenanjung Korea.
Sejak menjabat pada Mei lalu, Presiden Yoon berusaha memperkuat aliansi militer Korea Selatan dengan Amerika Serikat. Tetapi, pemerintah Yoon memastikan kalau langkah itu tidak akan menargetkan China, sebagai mitra dagang terbesarnya.
Pada awal November lalu, Korea Utara semakin sering meluncurkan rudal. Bahkan, dalam dua hari berturut-turut, negara pimpinan Kim Jong-Un itu telah meluncurkan 23 rudal.
Lokasi jatuhnya rudal itu pun cukup dekat dengan NLL (Northern Limit Line), garis perbatasan maritim antara Korea Utara dengan Selatan, yang hingga kini masih bersengketa.
Peluncuran itu dilakukan hanya beberapa jam usai Korut mendesak Amerika dan Korsel menghentikan latihan militer skala besar sambil mengatakan, “provokasi militer tidak dapat lagi ditoleransi".
Editor: Iswara N Raditya