tirto.id - Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan semakin memanas dalam beberapa hari terakhir ini. Bahkan, menurut berita terbaru, 3 November 2022, Korut sudah meluncurkan 23 rudal dalam dua hari berturut-turut.
Berdasarkan laporan, salah satu rudal Korut jatuh di perairan yang hanya berjarak 60 km dari wilayah pantai Korsel. Peristiwa itu langsung direspons Korsel dengan melepaskan 3 kali tembakan rudal.
Menurut Korut, peluncuran rudal balistik itu untuk merespons latihan militer bersama antara Korsel dengan Amerika Serikat. Korut menganggap latihan itu sebagai tindakan agresif dan provokatif.
Lantas, apa yang membuat Korut berani menentang dua negara tersebut? Seperti apa kekuatan militer yang Korut punya?
Fakta-fakta Kekuatan Militer Korut
Sumber kekuatan militer Korut terletak pada senjata nuklir dan rudal balistik yang "setiap saat" bisa diluncurkan. Selain itu, Korea Utara menduduki peringkat 4 dengan kekuatan personel terbesar di dunia.
Pada awal tahun ini, New York Times melaporkan Kim Jong Un sebagai pemimpin bisa saja meluncurkan senjata nuklir setiap saat di tengah memanasnya situasi perang antara Rusia dengan Ukraina.
Menurut Kim, tindakan tersebut akan dilakukan jika ada kekuatan yang mencoba mengganggu kepentingan negaranya. Rudal balistik milik Korut selama ini disebut-sebut bisa menjangkau AS beserta aliansinya di Asia. Berikut beberapa fakta terkait dengan kekuatan militer Korut:
- Anggota Militer Korut Terbanyak No 4 di Dunia
Data terbaru Global Firepower, yang diakses pada Jumat, 4 November 2022, menunjukkan bahwa Korut menduduki peringkat 4 dengan jumlah kekuatan personel militer terbanyak di dunia.
Negeri yang dipimpin Kim Jong Un itu memiliki 1,2 juta personel militer aktif. Angka tersebut masih lebih banyak daripada Rusia yang tercatat mempunyai 850 ribu personel.
Di atas Korut terdapat AS dengan 1.390.000 personel. India menduduki peringkat 2 dengan total 1.450.000. Sedangkan kekuatan terbesar dunia dipegang China dengan 2 juta pasukan militernya.
Korsel sebagai salah satu rival paling dekat Korut hanya memiliki 555 ribu personel saja. Demikian pula dengan Jepang yang mempunyai 240 ribu pasukan.
- Nuklir Korut 6 Kali Lebih Besar Bom Atom Hiroshima
Selama ini, para analis menduga bahwa Korut telah menguji coba senjata nuklir sebanyak 6 kali antara tahun 2006 hingga 2017. Empat di antaranya terjadi selama masa kekuasaan Kim Jong Un.
Uji coba terbesar dan terakhir dilakukan pada September 2017. Pyongyang mengklaim bahwa mereka telah meledakkan bom termonuklir atau hidrogen.
Perkiraan daya ledaknya antara 50-300 kiloton. Korut dapat menghasilkan kekuatan 6 kali lebih besar daripada bom nuklir yang pernah dijatuhkan AS di Hiroshima tahun 1945 silam dengan memanfaatkan 100 kiloton saja.
Selama ini, mereka memiliki fasilitas ekstraksi plutonium sebagai bahan bakar bom atom, tempatnya di bekas reaktor nuklir rancangan Uni Soviet yang terletak di Yongbyon, utara Pyongyang.
- Rudal Korut Jenis Hwasong-15 Bisa Jangkau AS
Sepanjang tahun 2022, Korut sudah melakukan 23 kali uji coba senjata, termasuk 43 rudal balistik dan jelajah.
Beberapa pekan lalu, mereka juga telah melepaskan setidaknya 4 kali uji coba sebagai respons latihan militer bersama antara AS, Korsel, dan Jepang.
Laporan lain menyebutkan Korut secara total telah menguji lebih dari 100 rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak nuklir, termasuk rudal jarak pendek, menengah, dan antarbenua yang bisa diluncurkan dari sebuah kapal selam.
Pada November 2017, Pyongyang menyatakan telah menguji rudal Hwasong-15 ICBM yang dapat meluncur sejauh 4.475 kilometer (2.780 mil) atau di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebelum jatuh di Perairan Jepang.
Sejumlah analis menyebutkan, rudal Hwasong-15 ini bisa saja menjangkau jarak sejauh 13.000 kilometer (8.100 mil) dan dapat melintasi wilayah AS.
Selain itu, pada parade militer tahun 2021, pihak Korut juga mulai memperkenalkan sejumlah upgrade rudal terbarunya. Seperti KN-23 dan KN-24. Misil terbaru hasil pengembangan KN-23 disebut mampu membawa hulu ledak sebanyak 2,5 ton.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto