tirto.id - Korea Utara baru saja menembakkan 23 misil ke arah lautan, dekat wilayah Korea Selatan pada Rabu, 2 November 2022 waktu setempat.
Bahkan, salah satu rudal Korut jatuh di perairan yang hanya berjarak 60 km dari wilayah pantai Korsel, atau sekitar 40 mil. Situasi menjadi demikian memanas, Korsel kemudian merespons dengan melepaskan 3 kali tembakan rudal.
Selama ini, Korut menyimpan rudal Taepodong-2 yang mampu menghantam jarak sejauh 10 ribu km. Mereka juga memiliki rudal Hwasong-15 dengan daya jelajah mencapai 13 ribu km.
Mengutip laman Reuters, lokasi jatuhnya rudal Korut pada Rabu lalu cukup dekat dengan NLL (Northern Limit Line), garis perbatasan maritim antara Korea Utara dengan Selatan, yang hingga kini masih bersengketa.
Atas kejadian tersebut, Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol menegaskan "provokasi Korea Utara hari ini adalah tindakan efektif yang bisa mengancam wilayah teritori (Korsel) yang menerobos NLL untuk pertama kalinya sejak pemisahan Korea."
Menurut keterangan BBC, aksi Pyongyang itu sebagai dampak atas digelarnya latihan militer bersama antara Korsel dengan Amerika Serikat. Korut menganggap latihan perang kedua negara itu termasuk sebuah tindakan agresif dan provokatif.
Merespons rudal Korut, Seoul kemudian memberikan peringatan balik dengan menembakkan 3 misil.
Pihak Korsel mengerahkan pesawat tempur dan turut melepaskan rudal udara ke darat hingga melintasi wilayah maritim NLL yang masih menjadi sengketa tersebut.
Salah satu pejabat setempat mengungkapkan bahwa misil yang digunakan Korsel salah satunya ialah berjenis AGM-84H/K SLAM-ER, buatan AS yang dapat melayang hingga 270km (170 mil) dan bisa membawa hulu ledak sebanyak 360kg (800-lb).
Fakta-fakta Rudal Korut Taepodong-2 dan Hwasong-15
Berdasarkan laporan Missile Threat, Korut selama ini sudah melakukan pengembangan rudal balistik jarak jauh dan disertai dengan persediaan senjata nuklir.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjaga keamanan nasional, selain mencegah ancaman asing terhadap rezim keluarga Kim Jong-un yang sedang berkuasa.
Pada tahun 2019 silam, Pyongyang sempat menguji rudal jarak pendek, seperti KN-23 dan KN-25. Juli 2017, mereka mampu meluncurkan Hwasong-14, sebuah rudal jarak jauh yang disebut-sebut mampu melintasi antarbenua.
Tidak berhenti di situ, Korut kembali menguji rudal Hwasong generasi berikutnya, Hwasong-15, pada November 2017. Hwasong-15 ini memiliki daya jelajah mencapai 13 ribu km.
Selain itu, pihak Korut juga melakukan pengembangan terhadap rudal luar angkasa Unha (Taepo-Dong-2) dan sempat digunakan untuk menempatkan satelit ke orbit. Taepodong-2 dituliskan memiliki kemampuan daya jelajah sejauh 10rb km.
Berikut beberapa jenis rudal Korut yang masih aktif dan daya jelajahnya:
Rudal | Daya Jelajah |
Taepodong-2 | 4.000-10.000 km |
BM-25 Musudan | 2.500-4.000 km |
Hwasong-14 | 10.400 km |
Hwasong-15 | 8.500-13.000 km |
Pukguksong-2 (KN-15) | 1.200- 2.000 km |
Pukguksong-3 (KN-26) | 1.900 km |
KN-25 | 380 km |
Koksan M1978 | 40-60 km |
KN-02 (Toksa) | 120-170 km |
KN-06 (Pon’gae-5) | 150 km |
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto