Menuju konten utama

Lirik Lagu Jali-jali, Asal Daerah, dan Riwayat Kemunculannya

Lirik lagu Jali-jali yang berasal dari daerah Jakarta mengalami perkembangan sejak Abad 19 hingga 1980-an. Jali-jali termasuk lagu daerah Betawi.

Lirik Lagu Jali-jali, Asal Daerah, dan Riwayat Kemunculannya
Ilustrasi Lirik Lagu Daerah. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Lagu Jali-jali berasal dari daerah Jakarta. Ia termasuk lagu daerah yang populer di masyarakat Betawi dan masih sering dinyanyikan hingga sekarang. Lagu Jali-jali atau Si Jali-jali juga dikenal secara luas di Indonesia mengingat ia sering muncul dalam film maupun acara-acara televisi.

Asal-usul lagu Jali-jali beserta pengarangnya kurang begitu jelas. Hanya saja, sejumlah sumber menginformasikan bahwa lagu Jali-jali dilahirkan di kalangan orang-orang Cina peranakan pada sekitar Abad 19.

Adapun arti kata Jali-jali memiliki dua konotasi yang berbeda. Makna Jali-jali yang pertama merujuk kepada salah satu makanan khas di Jakarta, yakni bubur Jali-jali.

Jali-jali merupakan makanan yang dibuat dari bahan meliputi air, perahan jeruk manis, daun pandan, kurma yang telah dihilangkan bijinya (dapat diganti kolang kaling), kacang tanah rebus, dan es batu secukupnya.

Sementara dalam makna yang kedua, Jali-jali diartikan sebagai lagu daerah khas Betawi. Lagu ini semula populer di kalangan warga Cina di Jakarta pada sekitar abad ke-19. Jali-jali kerap dinyayikan sebagai lagu utama di dalam pertunjukan musik tradisional gambang keromong.

Seperti beberapa lagu khas Betawi lainnya, lirik lagu Jali-jali tersusun dalam bentuk jalinan pantun. Rangkaian ini, kemudian dipadukan dengan nada dan musik yang bersifat riang. Fungsi lagu Jali-jali adalah sebagai pelipur lara (sedih).

Lagu Jali-jali Dipopulerkan oleh M. Sagi

Lagu Jali-jali dipopulerkan oleh M Sagi (M. Sjaugi) pada sekitar tahun 1942. Saat itu, M. Sagi menyanyikan lagu Jali-jali dengan iringan alunan biola.

Pada dekade 1940-an, lagu Jali-jali biasa dinyanyikan oleh sepasang perempuan dan laki-laki. Adapun lirik lagu Jali-jali yang dinyanyikan secara bersahutan pada tahun 1940-an adalah sebagai berikut:

Wanita mengambil bagian:

Jali-jali dari Betawi

Jadi begini lantaran dia

Sementara pria menanggapi dengan lirik berikut:

Nona manis jangan kuciwa

Saya tanggung jawab semua

Lagu Jali-jali kemudian mendapatkan banyak gubahan berupa aransemen dari beberapa unsur musik Betawi pada tahun 1987. Beberapa unsur musik yang ditambahkan pada tahun tersebut meliputi gambang kromong, tanjidor, gamelan ajeng, samrah, dan paduan suara.

Lirik Lagu Jali-jali

Dikutip dari laman Jakgo-Dev Smart City Jakarta, penggubahan lagu Jali-jali pada tahun 1987 merupakan bagian dari Proyek Konservasi Kesenian Tradisional Betawi yang berada di bawah arahan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.

Di program tersebut, Dinas Kebudayaan DKI melibatkan beberapa musisi seperti Abdullah Iilyas, Suwarsana, Tan De Seng, dan lainnya. Adapun lirik lagu yang dihasilkan dalam proyek gubahan tersebut sebagai berikut.

Lirik Lagu Jali-jali

Inilah dia sijali-jali

Lagunya enak, lagunya enak

Merdu sekali

Capek sedikit tidak peduli sayang

Asalkan tuan, asalkan tua

Senang di hati

Palinglah enak si mangga udang

Eh sayang di sayang

Pohonnya tinggi, pohonnya tinggi

Buahnya jarang

Palinglah enak si orang muda

sayang

Ke mana-mana, ke mana-mana

Tiada yang larang

Jadilah jali dari Cikini sayang

Jali-jali dari Cikini

Jadilah jali sampai di sini

Baca juga artikel terkait HIBURAN atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Addi M Idhom