tirto.id - Pihak Lion Air membenarkan pesawat JT-610 dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang mengalami kecelakaan. Pesawat jenis boeing 737 yang lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng pada pukul 06.20 WIB itu hilang kontak sejak pukul 06.33 WIB di sekitar Perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh pilot bernama Captain Bhavye Suneja dan seorang co-pilot bernama Harvino. Selain itu, turut terdapat enam awak kabin yang bertugas, yaitu Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
“Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang, dan co-pilot telah memiliki jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang,” kata Corporate Communications Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro melalui keterangan resminya pada Senin (29/10/2018).
Lebih lanjut, Danang menyebutkan bahwa pesawat dengan registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 Max 8 itu dibuat pada 2018 dan statusnya laik beroperasi. Danang mengatakan Lion Air pun baru mengoperasikan pesawat tersebut pada 15 Agustus 2018.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Danang, diketahui bahwa ada sebanyak 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak, dan 2 penumpang bayi dalam pesawat tersebut. “Termasuk dalam penerbangan ini ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi,” tulis Danang.
Sebagai tindak lanjut dari kecelakaan pesawat ini, Lion Air membuka Crisis Center di nomor 021-80820000 dan untuk informasi penumpang bisa menghubungi nomor telepon 021-80820002.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga membuka Crisis Center di Terminal 1B Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng dan Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang. Basarnas pun turut membuka posko evakuasi untuk pesawat JT-610 di Kantor SAR Jakarta.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Abdul Aziz