tirto.id - Film G30 S PKI yang memiliki judul asli Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI atau Pengkhianatan G 30 S PKI merupakan film dokumenter drama (dokudrama) yang mengisahkan tentang penculikan dan pembunuhan 6 perwira tinggi beserta seorang perwira pertama Angkatan Darat.
Dalang di balik pemberontakan Gerakan 30 September (G30S) adalah Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan 60 anggota Resimen Cakrabirawa di bawah pimpinan Letkol Inf Untung Syamsuri yang bertugas sebagai eksekutor.
Nonton film G30S PKI online dapat dilakukan melalui layanan streaming Vidio dan YouTube.
Pembuatan film PengkhianatanG30S PKI berada di bawah arahan sutradara Arifin C. Noer dan tayang perdana pada 1984 silam. Selain menjadi sutradara, Arifin C. Noer juga bertugas menjadi penulis skenario film tersebut bersama Nugroho Notosusanto.
Film tersebut kemudian menjadi agenda wajib untuk ditonton masa Pemerintahan Orde Baru setiap 30 September. Namun setelah rezim Soeharto runtuh pada peristiwa reformasi 1998, pemutar saban tahun akhirnya dihentikan.
Alur Cerita Film G30S PKI
Film Pengkhianatan G30S PKI memiliki panjang durasi sekitar 226 menit yang sinopsisnya didasarkan pada kisah nyata.
Film ini dibuka dengan gambar adegan sekelompok orang yang disinyalir merupakan anggota PKI, lalu tampak tampilan buku soal DN Aidit serta lambang palu arit yang merupakan simbol PKI.
Sekelompok orang itu membekali dirinya dengan senjata tajam baik golok, palu dan celurit untuk menyerang orang-orang yang sedang melakukan ibadah salat subuh berjamaah di masjid.
Penyerangan dan penganiayaan itu terjadi pada 13 Januari 1965 di Desa Kanigoro, yang terletak tidak jauh dari Kota Kediri. Ribuan anggota PKI menyerang masjid sekaligus lokasi pusat pelajar Islam Indonesia.
Tujuan utama penyerangan PKI adalah kepada para Kyai dan para guru-guru. Selain itu, mereka juga menginjak-injak kitab suci Al Quran
Dalang di balik rencana penyerangan itu tentu saja kelompok PKI yang misinya tidak pernah sepaham dan sejalan dengan TNI Angkatan Darat.
Aksi-aksi penyerangan juga terjadi di wilayah lain, seperti Boyolali, Klaten, Madiun, Sumatera Utara dan berbagai wilayah lainnya di Indonesia.
Buntutnya pada 30 September 1965, orang-orang PKI yang menyebutnya sebagai kelompok "Gerakan 30 September" memulai aksi penyerangannya. Mereka berencana untuk menculik tujuh jenderal (yang dikatakan sebagai anggota Dewan Jenderal), merebut kota, dan mengamankan Soekarno.
Kala itu, Bung Karno sedang dalam sakit keras sejak Agustus 1965 dan tim dokter yang merawat presiden tersebut kemudian menyampaikan kepada D.N. Aidit (Ketua Umum) PKI tentang keadaan Bung Karno yang begitu gawat.
D.N. Aidit merasa apabila keadaan Bung Karno terus memburuk, kekosongan kekuasaan tertinggi Indonesia sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal itu akan membahayakan keberadaan PKI, terlebih jika Angkatan Darat yang mengambil alih tampuk kepemimpinan.
Hubungan PKI dengan Angkatan Darat, tidaklah baik-baik saja. Kedua belah pihak mengalami perselisihan yang serius, terlebih ketika Angkatan Darat menolak usulan pembentukan Angkatan Kelima dan Ganyang Malaysia.
D.N. Aidit selaku pimpinan PKI kemudian melakukan pertemuan dengan Syam, Nyono, Pono, Nyoto, dan anggota lainnya untuk merencanakan strategi menyusun kekuatan, membuat isu Dewan Jenderal, dan mempersiapkan KUP.
PKI juga menentukan cara bagaimana, gerakan perebutan dapat memberikan kesan dilakukan intern Angkatan Darat.
Muncul gagasan bahwa pemberontakan sebaiknya dilakukan mendekati waktu persiapan Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober 1965. Akhirnya terpilihlah 30 September 1965 sebagai pelaksanaan gerakan G30S.
Pada dini hari 1 Oktober 1965, Resimen Cakrabirawa yang dipimpin Kolonel Untung menculik dan membunuh para petinggi Angkatan Darat.
Dalam pemberontakan tersebut, 6 perwira tinggi dan seorang perwira pertama tewas meliputi Letjen. Ahmad Yani (Men/Pangad), Mayjen. R. Soeprapto (Deputi II Men/Pangad), Mayjen. Harjono Mas Tirtodarmo (Deputi III Men/Pangad), Mayjen. S.Parman (Asisten I Men/Pangad), Brigjen. D.I. Panjaitan (Asisten VI Men/Pangad), Brigjen. Soetojo Siswomihardjo (Inspektur Kehakiman AD), serta atase militer Pierre Tendean (mengaku sebagai AH Nasution yang sebenarnya adalah ajudan pribadinya).
Jenderal AH Nasution sendiri yang jadi salah satu target penculikan berhasil melarikan diri dengan melompati tembok tinggi, namun salah satunya putrinya, Ade Irma Suryani (5 tahun) ikut tewas ditembak saat pasukan 30 September berada di rumahnya.
Mereka semua diculik, lalu disiksa hingga tewas, kemudian tubuhnya dibawa dan dilempar ke sumur di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Dalam kemelut stabilitas nasional yang kacau, Mayor Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) muncul sebagai pihak yang menumpas G30S.
Beliau dalam perjalanannya bahkan mengantongi Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari Presiden Sukarno untuk membubarkan dan melarang PKI termasuk seluruh bagian yang terkait mulai daerah hingga nasional.
Daftar Pemeran Film G30S PKI
Daftar pemeran film Pengkhianatan G30S PKI dilakukan sejumlah artis asal tanah air seperti Amoroso Katamsi hingga Umar Kayam.
Berikut ini beberapa daftar artis yang beradu akting dalam film Pengkhianatan G30S PKI sekaligus nama perannya:
- Amoroso Katamsi sebagai Mayjen Soeharto
- Syu'bah Asa sebagai D.N. Aidit
- Umar Kayam sebagai Presiden Sukarno
- Bram Adrianto sebagai Letkol Untung
- Keke Tumbuan sebagai Ade Irma Suryani
- Rudy Sukma sebagai Abdul Haris Nasution
- Ade Irawan sebagai Johana Sunarti (istri AH Nasution)
- Wawan Wanisar sebagai Lettu. Pierre Tendean
- Kies Slamet sebagai Brigjen. Soepardjo
- Didi Sadikin sebagai Kolonel Sarwo Edi Wibowo
- Charlie Sahetapy sebagai Lettu Doel Arif
- Sofia WD
- Dani Marsuni
Link Nonton Film G30S PKI
Mendekati momen peringatan peristiwa Gerakan 30 September mendatang, Anda dapat menyaksikan film G30S PKI bersama keluarga atau teman.
Namun Anda kudu bersiap diri, sebab film tersebut menampilkan tindak kekerasan tanpa sensor. Berikut ini link nonton film Pengkhianatan G30S PKI online:
Editor: Dhita Koesno
