tirto.id - Bom yang meledak di dekat Piramida Giza, Mesir, telah menewaskan tiga turis Vietnam dan seorang pemandu wisata lokal pada Jumat, 28 Desember 2018, pukul enam sore waktu setempat.
Sebelum diledakkan, bom berjenis IED ini disembunyikan di dinding dan mengenai bus yang tengah lewat. Terdapat 16 penumpang di dalam bus tersebut, 4 korban tewas dan sisanya mengalami luka-luka.
“Kami pergi ke pertunjukan suara dan cahaya, kemudian tiba-tiba kami mendengar bom. Itu mengerikan, orang-orang berteriak," kata salah satu penumpang bernama Lan Le (41 tahun) kepada Reuters sebagaimana dilansir Guardian. "Aku tidak ingat apa pun setelahnya."
Petugas keamanan langsung memagari bus yang rusak. Serta polisi dan ambulans datang ke tempat kejadian untuk memidahkan korban luka ke rumah sakit terdekat Al Ahram. Seperti dilansir Egyptian Streets, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly dan Menteri Kesehatan Hala Zayed langsung mengunjungi korban luka di rumah sakit tersebut.
"Kami bekerja sama dengan Kedutaan Besar Vietnam di Mesir untuk menangani dampak dari insiden itu. Yang paling penting sekarang adalah merawat yang terluka," kata Madbouly beberapa jam setelah serangan itu terjadi.
Madbouly mengatakan, bus yang ditumpangi wisatawan itu telah menyimpang dari rute yang direncanakan, meskipun Ahmed Samy selaku pengemudi telah membantahnya.
Jaksa agung Mesir Nabil Sadek juga telah memerintahkan penyelidikan segera atas ledakan tersebut. Belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggungjawab atas serangan itu. Kelompok militan paling aktif adalah Negara Islam (Islamic State) yang memiliki kaitan dengan ISIS. Beberapa bulan terakhir ini kelompok tersebut tengah membuat ribut negara atas aksi terornya.
Saat ini, pasukan keamanan Mesir tengah memperketat keamanan di sekitar tempat ibadah Kristen untuk mengantisipasi serangan terhadap minoritas Koptik Mesir selama perayaan Malam Tahun Baru dan perayaan natal. Kelompok ini diduga menjadi target serangan militan selanjutnya.
Editor: Yulaika Ramadhani