tirto.id - Bagi pecinta game online, pasti tidak asing dengan permainan video bernama League of Legends atau sering disebut dengan LoL.
Gim tersebut dikembangkan dan dipublikasikan oleh Riot Games untuk Microsoft Windows dan MacOS.
Mengutip dari 1Up.com, League of Legends terinspirasi oleh Warcraft III: The Frozen Throne dari seri Defense of the Ancients.
Pada tahun ini, akan diadakan kejuaraan dunia League of Legends 2020 di bulan September mendatang di Shanghai, Cina.
Dilansir dari LoL Esports, tim-tim papan atas dari liga regional di seluruh dunia akan bersaing di kompetisi utama LoL Esports. Perhelatan tersebut akan dimulai pada 25 September dan berakhir pada tangal 31 Oktober.
Penyelenggaraan acara di dalam satu kota tersebut dilakukan juga untuk mengurangi perjalanan yang mungkin membahayakan kesehatan banyak pihak akibat pandemic COVID-19 yang belum berakhir.
“Kami terus menggunakan panduan dari berbagai organisasi kesehatan dan otoritas lokal dan nasional untuk memprioritaskan keselamatan bagi para pemain, penggemar, dan semua orang yang terlibat dalam mewujudkan League of Legends 2020,” tulis dalam LoL Esports.
League of Legends merupakan gim online yang dimainkan secara kompetitif dan serba cepat, dengan memadukan kecepatan dan intensitas Real Time Strategy (RTS) serta elemen Role Playing Games (RPG).
Permainan video dengan Real Time Strategy mengacu pada salah satu genre dalam permainan komputer yang memiliki ciri khas berupa perang.
Sementara itu, Role Playing Games (RPG) memungkinkan Anda bermain peran dalam game online yang dimainkan.
Setiap tim yang menang akan diadu satu lawan satu, yang masing-masingnya memiliki desain dan gaya bermain yang unik di berbagai medan pertempuran dan mode permainan.
Tahun lalu, acara yang sama diselenggarakan di Las Vegas, Amerika Serikat, oleh pengembang games tersebut Riot Games dan IGN Entertainment. Pada turnamen tersebut, terdapat 8,2 juta penonton secara keseluruhan.
Masa Depan League of Legends dan Esports Lain
Melansir CNN Sport, League of Legends menjadi salah satu permainan online yang paling sukses di industri Esports.
Data baru dari analis industri olahraga Nielsen, League of Legends sukses besar dengan audiens yang lebih muda di Eropa.
Di sisi lain, sebuah studi lain menemukan bahwa League of Legends European Champions (LEC) memiliki Average Minute Audience (AMA) yang lebih tinggi dibandingkan olahraga tenis, basket, atau rugby union untuk orang berusia 16-29 tahun.
Studi tersebut berdasarkan perhitungan rata-rata orang yang menonton pertandingan atau acara tertentu pada suatu waktu tertentu.
Penelitian tersebut pun membandingkan AMA penonton di Eropa selama siaran tahun lalu dari Piala Champions Heineken rugby union, grand slam tenis, Liga Champions UEFA, dan LEC.
“LEC telah tumbuh dua digit selama enam semester terakhir. Tahun ke tahun,” ungkap Alban Dechelotte, kepala pengembangan bisnis Uni Eropa di Riot, penerbit game, kepada CNN Sport.
Data tersebut pun menunjukkan bahwa rata-rata usia penggemar LEC berkisar 23-19 tahun lebih muda dibandingkan rata-rata penggemar sepak bola.
Penonton game online tersebut juga cenderung berasal dari demografi tertentu seperti pemuda, dan pria lajang di usia sekolah menengah atau perguruan tinggi.
Dechelotte mengatakan, data tersebut menunjukkan peluang masa depan yang cerah bagi game tersebut.
Selain itu, hal tersebut juga memberikan peluang untuk mendiversifikasi dan memperluas pemirsanya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa industri Esports sendiri telah melibatkan lebih banyak orang tua dan percaya semangat banyak orang untuk Esports pada akhirnya diturunkan secara alami antar generasi.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo