tirto.id - Menyusul perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang membatasi masuknya pendatang dari tujuh negara mayoritas muslim seperti Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia dan Yaman.
Sebuah petisi yang menuntut pembatalan rencana kunjungan kenegaraan Presiden Donald Trump ke Inggris, Senin (30/1/2017), memperoleh satu juta tanda tangan.
"Donald Trump diperbolehkan masuk ke Inggris dalam kapasitasnya sebagai kepala pemerintahan, tetapi dia seharusnya tidak diundang untuk melakukan kunjungan kenegaraan resmi karena akan membuat malu Yang Mulia Ratu," ungkap petisi itu dikutip Antara dari AFP.
"Kebencian Donald Trump terhadap perempuan dan sikap vulgarnya, menyisihkan kemungkinannya disambut oleh Yang Mulia Ratu atau Pangeran Wales,” lanjut keterangan tersebut.
Sebelumnya parlemen sempat memperdebatkan terkait larangan kunjungan Trump ke Inggris menyusul petisi yang ditandatangani oleh hampir 600.000 orang, yang kemudian mendorong sang kandidat Gedung Putih untuk secara drastis membatasi kedatangan orang-orang dari negara muslim ke AS jika dia terpilih sebagai presiden.
Petisi tersebut dapat ditandatangani oleh siapa pun yang berkode pos Inggris. Petisi tersebut harus dipertimbangkan oleh anggota parlemen jika mampu menarik lebih dari 100.000 tanda tangan.
Dilaporkan sebelumnya, puluhan ribu orang berdemonstrasi di beberapa kota di Amerika Serikat dan bandar udara guna mengecam kekejaman perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang membatasi masuknya pendatang dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Senator Partai Demokrat New York Charles Schumer yang berada di tengah-tengah massa menyatakan pada Minggu (29/1) bahwa kebijakan Trump tidak menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa Amerika dan bertentangan dengan nilai-nilai pokok negara itu.
"Saya tidak akan berhenti sampai kebijakan yang memuakkan itu dicabut," ujar Charles Schumer.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto