Menuju konten utama
Tragedi Kanjuruhan

Laporan Sementara TGIPF: Stadion Tak Layak Gelar High Risk Match

TGIPF melihat pintu masuk yang juga digunakan sebagai pintu keluar, tidak memadai serta tidak adanya pintu darurat.

Laporan Sementara TGIPF: Stadion Tak Layak Gelar High Risk Match
Kondisi tribun penonton Stadion Kanjuruhan usai kerusuhan terjadi di stadion itu, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sedikitnya 129 orang dilaporkan meninggal dunia dan 13 mobil rusak akibat kerusuhan tersebut. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

tirto.id - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menyimpulkan sementara bahwa stadion tidak layak menggelar pertandingan dengan kategori high risk match. Hal itu berdasarkan hasil pengumpulan informasi per Sabtu (8/10/2022) kepada hampir semua pihak yang terlibat dalam insiden Kanjuruhan.

“Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi artinya, untuk high risk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkrit, misalnya adalah bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat. Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat,” ujar anggota TGIPF, Nugroho Setiawan dalam keterangan yang diterima, Minggu (9/10/2022).

Nugroho yang juga merupakan AFC Safety security officer dan PFA safeguardian Committee Chairman ini mengatakan bahwa untuk diperbaiki ke depan adalah mengubah struktur pintu. Ia juga mempertimbangkan mengenai aspek akses, seperti anak tangga, sebagaimana safety description.

Namun, tim masih terus melakukan pengumpulan informasi. Berdasarkan kegiatan per Sabtu (8/10/2022), tim menemui Aremania, melihat langsung Stadion Kanjuruhan dan menemui banyak unsur pelaksana lapangan yang terlibat saat kejadian dalam memahami insiden Kanjuruhan.

Anggota TGIPF, Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan, bahwa tim sudah berhasil bertemu dengan semua unsur pengamanan yang terkait berupa unsur kepolisian, Brimob, unsur-unsur pengendali lapangan, dan juga unsur-unsur TNI.

“Kita sudah mendapatkan informasi dari unsur Panitia Pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan hari ini tim sempat melihat ke stadion Kanjuruhan. Semua informasi ini kita akan jadikan sebagai masukan, dan nanti kita akan olah di Jakarta,” ujar Suwarno.

Menurut Suwarno, tim TGIPF juga bertemu dengan beberapa perwakilan dari Aremania, yang merasakan langsung saat kejadian di Kanjuruan. Tim berharap mendapatkan masukan yang komprehensif dari semua unsur.

TGIPF adalah tim khusus yang dibentuk pemerintah dalam menyelesaikan insiden Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu. Setidaknya ada 131 orang meninggal dan 547 orang mengalami luka-luka setelah pertandingan 'Derby Jatim' antara Arema melawan Persebaya.

Tim yang dipimpin oleh Menkopolhukam Mahfud MD ini diklaim tidak hanya berupaya memroses hukum lebih jauh selain layer pertama, tetapi juga berupaya memperbaiki sepakbola Indonesia di mata dunia. Insiden Stadion Kanjuruhan adalah insiden berdarah kedua setelah insiden Stadion Peru yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri