Menuju konten utama

Lapor ke Jokowi, Ganjar: Kota Semarang & Demak Zona Merah Corona

Penanganan kasus Corona di Jawa Tengah akan fokus di Semarang Raya, dua daerah di antaranya masih zona merah.

Lapor ke Jokowi, Ganjar: Kota Semarang & Demak Zona Merah Corona
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri) mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar kepada keluarga pasien yang menjalani observasi terkait virus corona di ruang isolasi di RSUD Margono Sukarjo, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (6/3/2020). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/wsj.

tirto.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melaporkan perkembangan penanganan COVID-19 di Jawa Tengah kepada Presiden Jokowi, Selasa (30/6/2020).

Dalam laporan tersebut, Ganjar menyebut provinsi Jawa Tengah yang sebelumnya zona merah kini berstatus zona kuning atau oranye. Kendati demikian, masih ada dua zona merah Corona di level daerah yakni Kota Semarang dan Kabupaten Demak.

"Alhamdulillah sekarang posisinya [provinsi] sudah mulai ke oranye dan kuning, sehingga risiko tinggi sekarang kita konsentrasi pada Kota Semarang dan Demak, juga Jepara," kata Ganjar.

Menurut dia, tingginya kasus di Kota Semarang karena ada pemeriksaan PCR secara massif. Keberadaan zona merah di Semarang Raya, kata Ganjar, membuatnya waspada dengan daerah laih seperti Kendal, Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.

Saat ini, orang dalam pantauan (ODP) di Jawa Tengah ada 3.922 dari total 50.588 ODP. Pasien dalam pengawasan (PDP) aktif 955 dari total 8.683 PDP. Sedangkan, pasien yang meninggal dengan status PDP ada 1.192 orang.

"Yang positif masih 3.996, yang dirawat 1.818 dan pasien sembuh 1.856, dan pasien meninggalnya 322," kata Ganjar.

Di Jawa Tengah, kata dia, ada sejumlah klaster. Di antaranya klaster ASN Pemprov Jawa Tengah, pegawai PLTU Jepara, pasar tradisional di Kota Semarang, dan panti lansia dan Polres Rembang. Di luar itu, ada klaster lama yakni peserta Ijtima Ulama Gowa dan dari pondok pesantren Temboro, Magetan, Jawa Timur.

Sejak pandemi Corona, penambahan kasus tertinggi di Provinsi Jateng terjadi pada pekan ke-26.

"Kasus terbanyak pada pekan ke-26 dengan 922 kasus. Ini salah satunya, karena Kota Semarang memang sangat aktif melakukan pemeriksaan bukan rapid tes, tapi PCR dan sudah melebihi dari target," katanya.