Menuju konten utama

Lantang Bela Pagar Laut Banten, Sandi DO dari Kampus Sejak 2022

Sandi Marta Praja, seorang pemuda yang menyebut pembangunan pagar laut di Kabupaten Tangerang adalah hasil swadaya nelayan, saat ini berstatus DO.

Lantang Bela Pagar Laut Banten, Sandi DO dari Kampus Sejak 2022
Proses pembongkaran pagar laut di pesisir Kabupaten Tangerang yang dilakukan oleh tim gabungan pada Rabu (22/1/2025). tirto.id/Naufal Majid

tirto.id - Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Desri Arwen, menyebut mahasiswa bernama Sandi Marta Praja, seorang pemuda yang menyebut pembangunan pagar laut di Kabupaten Tangerang, hasil swadaya nelayan, saat ini berstatus drop out (DO).

"Yang bersangkutan sudah DO dengan sendirinya, karena NIM-nya (Nomor Induk Mahasiswa) sudah kedaluwarsa," kata Rektor UMT, Desri Arwen, melalui keterangan tertulis kepada Tirto, Kamis (23/1/2025).

Desri mengatakan status Sandi sebagai mahasiswa sudah tidak aktif sejak 2022. Sandi sudah memulai studinya di program studi Ilmu Pemerintahan UMT sejak 2016.

"Harusnya yang bersangkutan sudah lulus 2020. Maksimal 2023. Karena yang bersangkutan masuk 2016, kalau maksimal tujuh tahun, berarti yang bersangkutan maksimal [kuliah] sampai dengan 2023," jelas Desri.

Desri menyebut Sandi aktif dalam berorganisasi selama kuliah di UMT. "Lumayan aktif [berorganisasi]," ucap Desri.

Sandi Marta Praja selaku Koordinator Jaringan Rakyat Pantura (JRP) viral di media sosial usai menyebut pemasangan pagar laut di pesisir Kabupaten Tangerang dilakukan oleh swadaya nelayan. Sandi melontarkan pernyataan itu dalam forum publik “Catatan Demokrasi” di tvOne.

"Ini yang ngaku aktivis Jaringan Nelayan Pantura, yang katanya pagar laut itu bambunya urunan para nelayan. Cara berpikirnya memalukan almamater," tulis akun @WebyWiguna18 di media sosial X, Rabu (22/1/2025).

Pemerintah resmi membongkar pagar laut di Banten, Rabu (22/1/2025). Toyib (54), salah seorang nelayan di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, sangat bersyukur setelah pemerintah mencabut pagar laut misterius Banten yang selama ini mengganggu aktivitas para nelayan di wilayahnya.

"Gembira banget, gembira dalam arti, karena kalau sampai ini nggak dicabutin, yang jelas ini bakal dibangun rumah-rumah mewah kemungkinan," ujar Toyib saat ditemui Tirto di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Toyib mengatakan selama ini nelayan di wilayahnya merasa terganggu dengan adanya pagar laut tersebut. Ia menyebut yang dibutuhkan para nelayan adalah lautan yang bebas dari gangguan, bukan justru pemasangan pagar-pagar laut tersebut.

"Karena emang butuh laut, nelayan ini butuh laut bukan butuh pagar-pagar begini," kata Toyib.

Baca juga artikel terkait PAGAR LAUT atau tulisan lainnya dari Naufal Majid

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Naufal Majid
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama