Menuju konten utama

Langkah Cegah Penularan COVID-19 dari Ponsel, ATM, & Uang

Virus Corona tidak hanya dapat menular secara langsung, tetapi juga tidak langsung melalui permukaan benda seperti uang, layar ponsel, hingga ATM.

Langkah Cegah Penularan COVID-19 dari Ponsel, ATM, & Uang
Pedagang yang tidak mengenakan masker berjalan di depan mural yang berisi pesan waspada virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/9/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.

tirto.id - Masih tingginya tingkat penularan COVID-19 di Indonesia, dengan tambahan kasus baru perhari yang masih di atas angka 3.000, menunjukkan pentingnya masyararakat menerapkan protokol kesehatan. Virus Corona tidak hanya dapat menular secara langsung, tetapi juga tidak langsung melalui permukaan benda seperti uang, layar ponsel, hingga ATM.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 hingga Rabu (11/11/2020) terdapat total 448.118 kasus virus Corona yang terkonfirmasi di 503 kabupaten/kota dalam 34 provinsi seluruh Indonesia. Terdapat tambahan 3.770 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Jumlah kasus aktif COVID-19 di tanah air mencapai 54.300 orang atau 12,1 persen dari total yang terkonfirmasi. Sementara itu kasus sembuh mencapai 378.982 orang (84,6 persen), sedangkan kasus meninggal 14.836 orang (3,3 persen).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengklaim data kasus aktif COVID-19 di Indonesia yang 12,1 persen, lebih rendah dari rata-rata dunia (27,16%). Jika kasus aktif di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, angkanya juga lebih rendah. Kasus aktif di Malaysia mencapai 27,4%, sedangkan Myanmar 22,39%.

Di sisi lain, angka kematian karena pengaruh virus Corona di Indonesia mencapai 3,3 persen. Persentase ini lebih tinggi dari rata-rata dunia (2,47 persen). Demikian pula jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lain: Singapura (0,04%), Malaysia (0,71%), Thailand (1,5%), Filipina (2%), atau Myanmar (2,31%).

Selain itu, jika melihat peta zonasi risiko penyebaran COVID-19 per 1 November 2020, ada 27 kabupaten/kota yang berisiko tinggi (zona merah), 370 kabupaten/kota risiko sedang (zona oranye), dan 97 kabupaten/kota risiko rendah (zona kuning). Tercatat 9 kabupaten/kota tidak ada kasus baru, sedangkan 11 kabupaten/kota tidak terdampak.

"Terdapat 33 kabupaten/kota yang pada pekan sebelumnya berada di zona kuning, pekan ini berpindah menjadi zona oranye. Sebanyak 19 kabupaten/kota yang pada pekan sebelumnya ada di zona oranye, yang seharusnya berpindah ke zona kuning, berpindah ke zona merah," terang Wiku dalam konferensi pers di kanal Youtube BNPB pada Selasa (10/11) lalu.

Dengan masih tingginya penularan COVID-19, masyarakat layak waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Apalagi, virus Corona dapat ditularkan secara langsung --dari seseorang ke orang lain-- dan tidak langsung.

Dalam Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan COVID-19, disebutkan bahwa virus Corona ditularkan melalui cipratan liur (droplet) dari mulut atau hidung seseorang ketika ia bersin, batuk, atau berbicara. Apabila droplet itu mengenai orang di sekitarnya, penularan virus Corona terjadi secara langsung.

Namun, ada kemungkinan lain, yaitu droplet itu jatuh dan menempel di benda-benda sekitar orang yang terinfeksi. Ketika ada orang lain yang memegang benda tersebut, tangannya berpotensi menjadi jalur transmisi penularan COVID-19 jika menyentuh hidung, mulut, dan mata.

Rekomendasi Satgas Penanganan COVID-19 dalam memerangi virus Corona adalah penerapan 3M: memakai masker, menjaga jarak hindari kerumunan, dan mencuci tangan pakai sabun.

Memakai masker yang tepat dengan pemakaian yang benar dapat menurunkan risiko penularan dari 100 persen hingga menjadi 1,5 persen. Menjaga jarak dengan rentang 2 meter akan membuat potensi seseorang terkena droplet orang lain atau sebaliknya, berkurang.

Sementara itu, virus akan mati dengan sabun dan air mengalir. Oleh karenanya, langkah yang tepat adalah mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, atau cuci tangan dengan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen.

Terkait 3M ini, penting pula untuk mengetahui permukaan benda apa saja yang potensial menjadi media penularan COVID-19. Di antaranya adalah sebagai berikut.

Ponsel

Berdasarkan penelitian pada 2016 dikutip Business Insider, rata-rata seseorang menyentuh ponselnya 2.617 kali dalam sehari. Jika seseorang sangat aktif dengan ponselnya, jumlah itu bisa membengkak jadi 5.427 kali dalam 24 jam.

Dengan intensitas menyentuh ponsel yang tinggi, seseorang bisa saja terinfeksi virus Corona dari ponselnya. Penelitian dari lembaga Australia CSIRO, menemukan virus ini dapat bertahan selama 28 hari pada permukaan halus seperti kaca yang ditemukan di layar ponsel dan uang kertas ketika disimpan pada suhu 20C (68F), yaitu sekitarsuhu kamar dan dalam gelap.

Percobaan CSIRO itu dilakukan dalam kondisi ramah virus, yaitu di ruangan gelap dengan suhu dan kelembapan yang stabil. Artinya, di dunia nyata, virus tidak akan bertahan selama itu. Namun, yang dapat menjadi catatan adalah, pentingnya seseorang untuk membersihkan ponsel.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan, berdasarkan Dr Lena Ciric, ahli mikrobiologi dari University College London, adalah sebagai berikut.

  • Keluarkan ponsel dari case-nya jika ponsel menggunakan case.
  • Tuangkan sabun secukupnya ke ponsel bagian depan (layar) dan belakang (bodi), termasuk di case.
  • Usap dengan kain lembab secara perlahan dan merata, ulangi jika perlu.
  • Hati-hati saat mengusap karena ponsel dengan fitur water resistant dapat rusak pula jika terkena air
  • Keringkan ponsel dengan kain mikrofiber

Uang

Meskipun membatasi aktivitas di luar rumah, pada waktu tertentu kita butuh untuk misalnya belanja bulanan dan bertransaksi menggunakan uang. Jika hal ini yang terjadi, langkah yang dipilih adalah berkunjung ke toko/pusat belanja pada jam-jam tidak padat.

Selain menggunakan masker, patuhi aturan yang ada di toko/pusat belanja dengan menjaga jarak, terutama ketika terjadi antrean. Usahakan hanya menyentuh produk yang hendak dibeli.

Jika Anda harus memegang uang, gunakan pembersih tangan segera setelah transaksi.

ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

Layar dan tombol ATM dapat menjadi media penularan COVID-19 karena tidak ada jaminan dari sekian orang yang datang untuk mengambil uang atau mentransfer uang melalui alat tersebut negatif COVID-19.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan transaksi rutin melalui aplikasi perbankan seluler. Namun, jika butuh ke ATM, tetap gunakan masker, hindari kerumunan dan menjaga jarak.

Selain itu, setelah melakukan aktivitas di ATM, gunakan hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60% alkohol. Sebagai tindakan pencegahan berikutnya, setelah tiba di rumah atau di tempat tujuan, segera cuci tangan dengan sabun.

Permukaan Benda di Tempat Ramai

Ruang tunggu rumah sakit atau pintu dan jendela kendaraan umum termasuk tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya penularan COVID-19. Oleh karenanya, yang dapat dilakukan ketika keluar rumah adalah menyiapkan 5 benda utama: masker yang dipakai, masker cadangan untuk berjaga-jaga, hand sanitizer, tisu basah, dan multivitamin.

-----------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Agung DH