tirto.id - Sembilan orang laki-laki berusia 25 sampai 29 tahun asal Australia, akhirnya dibebaskan setelah ditahan pada Minggu (02/10/2016). Mereka ditahan karena melucuti pakaiannya dan hanya mengenakan celana dalam merek Budgy Smuggler bergambar bendera Malaysia seusai perlombaan Grand Prix Formula 1.
Setelah melakukan aksi itu, mereka kemudian meneguk bir yang sebelumnya telah dituang ke dalam sepatu. Seusai perlombaan mereka mengibarkan bendera Australia sambil berdiri di tengah kerumunan. Aksi ini mereka lakukan dalam rangka merayakan kemenangan pembalap Australia, Daniel Ricciardo.
Hasil persidangan yang digelar Kamis (06/10/2016) di Sepang menyatakan kelompok laki-laki Australia itu bebas dari hukuman, seperti dikutip The Guardian. Sebelumnya, mereka dijatuhkan dengan tuduhan “Mengganggu Publik”, sebuah tindakan kriminal yang tidak diberatkan dengan hukuman penjara dengan dugaan penghinaan yang disengaja, menurut wartawan ABC Samantha Hawley.
Hingga kini masih belum jelas apakah kesembilan laki-laki Australia yang diberi julukan Budge Nine itu harus membayar denda atau tidak. Denda yang dijatuhkan untuk tindakan kriminal itu sendiri, maksimal senilai 400 RM atau sekitar 127 dolar Australia.
Hawley juga melaporkan melalui akun Twitternya, sekelompok laki-laki itu membacakan surat permintaan maaf di persidangan. Salah satu tahanan yang bernama Thomas Whitworth dikabarkan sempat pingsan dan borgol yang mengikat tangannya harus dilepaskan. Selain itu, dikabarkan pula terdapat staf Kementerian Pertahanan Australia bernama Jack Walker di antara sembilan laki-laki tersebut.
Aksi kesembilan laki-laki itu memancing amarah dari berbagai kalangan. Salah satunya netizen di media sosial yang menganggap mereka menghina Malaysia. Kepala Sirkuit Internasional Sepang Datuk Razlan Razali ikut angkat bicara dan mengatakan bahwa orang-orang Australia itu pantas menerima hukuman penjara. “Ini membuktikan betapa mereka tidak menghargai orang Malaysia. Ini merupakan perilaku bodoh orang asing yang tidak memiliki rasa hormat pada budaya lain,” tambahnya.
Sementara itu, Politisi Australia Scott Morrison berharap insiden ini dapat menjadi pelajaran bagi kaum muda yang bepergian agar selalu menghormati kebudayaan dan tunduk pada hukum yang ada. “Ini adalah hukum mereka, aturan mereka, dan kesembilan laki-laki itu berada di tanah mereka, jadi harus patuh.” tegas Scott dalam wawancara dengan 2GB Radio.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto