tirto.id - Menteri BUMN Rini Soemarno memastikan proyek Pertamina dan PLN yang sudah menyelesaikan tahap pembiayaan tidak akan terganggu dengan rencana pemerintah yang hendak mengurangi laju impor bahan baku. Menurut Rini, proyek-proyek itu tetap akan berjalan sesuai rencana.
“Seperti pada PLN misalnya, semua itu pembiayaannya dari luar dan jangka panjang, sehingga tidak memberikan dampak pada neraca pembayaran,” kata Rini di Jakarta Convention Center, Jakarta pada Kamis (16/8/2018).
Lebih lanjut, Rini menyebutkan turbin atau boiler yang sudah dipesan dari luar negeri tidak mengalami penyesuaian dengan rencana kebijakan. Itu mengingat waktu pembuatannya yang bisa sampai dua tahun. Sementara untuk komponen seperti boiler yang belum dibayarkan, Rini mengupayakan agar produksinya dapat dilakukan di dalam negeri.
Rini bersama Kementerian Perindustrian mengaku bakal merinci bahan baku apa saja yang bisa dibuat di Indonesia. Ia menilai pembuatan komponen untuk proyek PLN maupun Pertamina itu membutuhkan waktu 12-24 bulan lamanya, sehingga industri di dalam negeri pun harus dipersiapkan.
Adapun Rini juga sempat mencontohkan proyek modifikasi kilang minyak di Balikpapan, Kalimantan Timur yang akan tetap jalan.
“Kalau yang belum selesai tahap pembayarannya, dilihat lagi konten lokalnya,” ucap Rini.
Masih dalam kesempatan yang sama, Rini turut menyampaikan perkembangan terbaru dari proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Ia mengatakan bahwa proyek tersebut akan terus berjalan karena pembiayaannya yang didukung oleh China Development Bank.
Menurut Rini, pembiayaan untuk kereta cepat itu dilakukan dalam jangka waktu 40 tahun dan masa tenggang (grace period) selama 10 tahun.
“Sekarang kita jalan terus dan sudah ada lima tunnel yang sedang dikerjakan. Memang yang paling berat itu adalah pengerjaan tunnel, tapi [pembangunan] jalan terus,” ungkap Rini.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yantina Debora