Menuju konten utama
Periksa Data

Kunjungan Wisman: Malaysia Paling Banyak, Inggris Paling Royal

Wisatawan mancanegara merupakan salah satu penggerak perekonomian Indonesia.

Kunjungan Wisman: Malaysia Paling Banyak, Inggris Paling Royal
Header Periksa Data Kunjungan Wisman. tirto.id/Quita

tirto.id - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada 2018 tercatat sebanyak 15,81 juta kunjungan. Angka tersebut naik sebesar 12,61 persen dibandingkan jumlah kunjungan 2017 yang mencapai 14,04 juta kunjungan.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan bahwa wisman yang datang dari wilayah ASEAN memiliki persentase kenaikan paling tinggi, yaitu sebesar 20,60 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, wilayah Timur Tengah memiliki persentase penurunan paling besar, yaitu sebesar 6,13 persen.

"Sementara menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2018 paling banyak berasal dari wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 2,50 juta kunjungan (15,83 persen)," ujar Suhariyanto pada Jumat (1/2/2019).

Posisi tersebut disusul oleh wisman berkebangsaan Cina dengan 2,14 juta kunjungan (13,52 persen), Singapura dengan 1,77 juta kunjungan (11,19 persen), Timor Leste dengan 1,76 juta kunjungan (11,15 persen), dan Australia dengan 1,30 juta kunjungan (8,23 persen).

Dengan tambahan 2,50 juta kunjungan pada 2018, wisman asal Malaysia menjadi yang paling sering berkunjung ke Indonesia dalam 10 tahun terakhir (2009-2018) dengan total jumlah kunjungan sebanyak 15,05 juta kunjungan. Wisman asal Singapura, sementara itu, mencatatkan kunjungan sebanyak 14,42 juta kali dalam 10 tahun terakhir, terbanyak kedua setelah Malaysia.

Sebagai catatan, pada periode 2009-2017, kunjungan wisman Malaysia secara akumulasi berada di bawah Singapura dengan tingkat kunjungan sebesar 12,55 juta kunjungan. Tingkat kunjungan wisman asal Singapura sendiri hingga tahun tersebut tercatat mencapai 12,65 juta kali kunjungan.

Sedangkan wisman dengan kunjungan terbanyak ketiga dalam 10 tahun terakhir yaitu wisman asal Cina. Pada 2018 total kunjungan wisman asal Cina tercatat 11,22 juta kali. Total kunjungan wisman Cina ini menyalip posisi wisman asal Australia yang pada 2017 berada di posisi ketiga.

Selain ketiga negara tersebut, secara akumulatif kunjungan wisman terbanyak dalam 10 tahun terakhir berasal dari Australia (10,31 juta), Jepang (4,97 juta), Korea Selatan (3,45 juta), India (3,05 juta), Inggris (2,69 juta), AS (2,56 juta) dan Filipina (2,40 juta).

Inggris Paling Royal

Meskipun merupakan wisman yang paling berkunjung ke Indonesia, wisman asal Malaysia bukan merupakan wisman dengan pengeluaran terbanyak dalam satu kali kunjungan.

Wisatawan yang paling royal dalam sekali kunjungan ke Indonesia pada 2018 ialah asal Inggris. Berdasarkan rata-rata pengeluaran per kunjungan, wisman asal Inggris melakukan pengeluaran rata-rata USD1.867,15.

Wisman asal Australia jadi pengunjung paling royal kedua dengan rata-rata USD1.823,73 per kunjungan. Sedangkan wisman asal Amerika Serikat ada di urutan ketiga dengan rata-rata pengeluaran USD1.721,57 per kunjungan.

Selanjutnya, wisman dengan rata-rata pengeluaran terbanyak per kunjungan berturut-turut yaitu wisman asal Korea Selatan, India, Tiongkok, Jepang, Filipina, Singapura, dan Malaysia.

Tidak Mencapai Target?

Total kunjungan wisman yang mencapai 15,81 juta pada 2018 tidak mencapai target yang dicanangkan Menteri Pariwisata Arief Yahya pada awal tahun lalu. Dalam road show ke unsur 3A (Authorities – Airports & AirNavigation – Airlines) pada Februari 2018, Arief mengatakan pemerintah menargetkan kunjungan wisman sebanyak 17 juta pada 2018.

Dilaporkan Kompas, menurut Arief, tidak tercapainya target tersebut dipengaruhi tiga faktor: (1) Gempa Lombok yang terjadi pada Juli dan Agustus 2018; (2) Jatuhnya pesawat Lion Air JT-610; dan, (3) polemik "Zero Dollar Tour" yang sempat mengganggu iklim pariwisata Bali.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Hanif Gusman

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Hanif Gusman
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara