tirto.id -
Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam situs resmi Kementerian Pariwisata, Kemenpar.go.id, menyatakan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada bulan Januari 2016 sebanyak 814,3 ribu atau tumbuh 3,6 persen dibanding bulan Januari 2015.
Capaian wisman tersebut sudah melampaui target yang ditetapkan untuk bulan Januari 2016, yakni 700 ribu wisman.
“Ini merupakan awal yang baik dalam mewujudkan target wisman tahun ini sebesar 12 juta wisman. Biasanya pada tahun lalu, bila musim liburan panjang hari raya Imlek jatuh pada bulan Februari, kunjungan wisman pada Januari sering tumbuh negatif,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu, (23/3/2016), dalam pertemuan Forum Bakohumas di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Kemenpar memprediksi kunjungan wisman bulan Februari dan Maret 2016 meningkat karena ada sejumlah even besar, antara lain Hari Raya Imlek, gencarnya kegiatan Wonderful Indonesia Festival (WIF) di perbatasan NKRI, dan peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret lalu.
“Hasil kajian kami wisman yang datang memantau GMT di kota-kota tujuan wisata seperti Ternate diperkirakan sebanyak 1.200 orang, Balikpapan 700 wisman, Palangkaraya 750 wisman, Luwuk 3.000 wisman, Maba 700 wisman, dan Palu 3.000 wisman. Dari tempat-tempat pemantauan GMT yang palih heboh dan mengundang crowd atau kerumunan massa terjadi di Palu, karena Pemda di sana menggelar konser Band Slank,” kata Arief.
Arief mengatakan tahun 2016 telah ditetapkan sebagai tahun percepatan dalam rangka mewujudkan pencapaian target pembangunan di masing-masing sektor oleh Presiden Joko Widodo. Target wisman lima tahun ke depan (2019) adalah mencapai 20 juta wisman. Sementara tahun 2015, target hanya 10 juta wisman.
Ia menekankan, sektor pariwisata harus bisa bekontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 20 juta wisman dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di ranking 30 dunia.
Sementara itu ditetapkan, jumlah kunjungan wisman tahun 2016 sebesar 12 juta dengan devisa yang dihasilkan diproyeksikan sebesar Rp 172 triliun; jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus), sebanyak 260 juta perjalan dengan uang yang dibelanjakan sebesar Rp 223,6 triliun; kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional akan meningkat menjadi 5%, dan jumlah lapangann kerja yang diciptakan menjadi 11,7 juta tenaga kerja.
Untuk mencapai target, pemerintah melakukan trobosan regulasi dan deregulasi. Dari sisi regulasi, pemerintah memperbanyak pemberian Bebas Visa Kunjungan (BVK). Bebas visa saat ini sudah diberlakukan pada 90 negara (Perpres No.104 Tahun 2015). Direncanakan, bebas visa akan ditambah hingga mencapai 174 negara. Dengan kebijakan bebas visa, diproyeksikan tahun ini akan meningkatkan kunjungan sampai 1 juta wisman dengan devisa mencapai USD 1 milyar.
Dari sisi deregulasi, pemerintah menghapus Clearance Approval for Indonesia Teritory (CAIT/Perpres 105 Tahun 2015) dan akan meningkatkan jumlah kunjungan perahu pesiar (yacht) ke Indonesia. Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan pembangunan 10 destinasi wisata, antara lain Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang.
“Ini merupakan trobosan dalam mengembangkan destinasi yang memiliki daya saing global tinggi. Pembangunan 10 destinasi prioritas Ini merupakan percepatan akselerasi dalam mencapai target 20 juta tahun 2019, karena dari 10 destinasi prioritas ini kita akan diperoleh 8,5 juta wisman,” kata Arief.