tirto.id - Kabar penahanan dedengkot Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab oleh otoritas keamanan Kerajaan Arab Saudi, Senin (5/11/2018), tak segera dapat dikonfirmasi oleh orang-orang terdekatnya.
"Dari siang tadi kami sudah tahu, cuma tidak ada konfirmasi balik benar atau tidaknya," kata salah satu pengacara Rizieq, Eggy Sudjana, kepada reporter Tirto, Selasa (6/11/2018).
Saat itu, pria yang juga menjadi Jurkamnas Prabowo-Sandiaga ini juga mengaku masih mencari tahu kebenaran kabar penangkapan Rizieq. "Saya sudah dua kali langsung nanya ke habib [Rizieq] enggak ada jawaban. Sama ajudan di sana [juga] belum ada jawaban," tuturnya.
Eggy justru menukil keterangan pengacara Rizieq lainnya, Sugito Atmo Prawiro. Sugito bilang penggerak Aksi 212 itu cuma diperiksa otoritas keamanan Arab Saudi. Jadi bukan ditahan seperti kabar yang kami terima.
Rangkaian kronologi yang dibangun kelompok Rizieq pun berbeda dengan versi pemerintah (untuk kronologi baca ini).
Juru bicara PKS Bidang Luar Negeri Arya Shandhiyudha menyambar kronologis versi Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Menurutnya, kronologi versi pemerintah terlalu tendensius dan politis.
"Bukan seperti bahasa diplomatik standar Kemlu yang utuh, elegan, dan netral. Beliau [Abegebriel] tanpa sadar sudah merendahkan standar kualifikasi Dubes," kata Arya melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto.
Orang Dekat Rizieq Bekerja Lamban?
Wasekjen Gerindra sekaligus Juru Bicara TKN Prabowo-Sandiaga Andre Rosiade membantah lepas tangan terhadap kasus penahanan Rizieq. Dia mengaku meski tak meminta bantuan Kementerian Luar Negeri, namun dia menjalin komunikasi intensif dengan pengacara Rizieq.
"Kontakan dengan pak Sugito, bang Eggi [Sudjana]. Enggaklah kalau lepas tangan," kata Andre kepada reporter Tirto, Kamis (8/11/2018).
Lagi pula, kata Andre, sudah semestinya pemerintah atau Kemenlu mengadvokasi Rizieq sebagai WNI. Jika tidak, pemerintah berarti gagal menjamin keselamatan warga negaranya di luar negeri.
Andre juga mengklaim Prabowo Subianto memantau perkembangan kasus ini dari jauh dan tetap pada komitmennya untuk memulangkan Rizieq ke Indonesia. "Diupayakan sebelum pilpres. Kalau tidak bisa ya nanti setelah pak Prabowo jadi presiden," ujarnya.
Dihubungi terpisah, pengacara Rizieq Sugito Atmo Prawiro juga membantah tak cepat tanggap dalam kasus ini. Ia mengaku langsung mencoba berkomunikasi dengan Rizieq usai mendengar kabar penahanan dan mencoba mengonfirmasi kepada beberapa orang dekatnya di Mekkah.
Dari keterangan yang dia dapat, Sugito menduga Rizieq sengaja dijebak dalam kasus ini. Hal ini terindikasi dari viralnya foto bendera mirip milik ISIS di depan rumah Rizieq yang menurutnya janggal.
"Pagi ada bendera tauhid diidentifakasi mirip bendera ISIS dan HTI. Itu pagi jam 8-an, tapi menjelang siang bendera itu hilang, tapi sudah difoto," kata Sugito kepada reporter Tirto.
Ia menduga, foto tersebut diambil dari hunian di selatan rumah Rizieq yang tingginya 4-5 lantai menggunakan lensa tele. Foto tersebutlah, kata dia, yang kemudian dijadikan bahan laporan ke otoritas keamanan Arab Saudi.
Sugito pun menilai pelapor Rizieq janggal. Ia menilai pelapor tersebut bukan orang Indonesia yang sedang berada di Arab Saudi, tapi warga setempat yang sudah 'dikondisikan.'
Kejanggalan lainnya, kata Sugito, adalah cepat viralnya kabar ini di Indonesia sore setelah Rizieq diperiksa. Ia menduga, pelaku penyebar kabar pemeriksaan adalah orang yang sama dengan pelapor dan pengambil foto.
"Kalau ini bukan orang kuat, orang berpengaruh, orang yang punya kekuasaan, susahlah. Itu bisa diterjemahkan sendiri," ujarnya.
Reporter Tirto sempat menghubungi sejumlah pengurus Front Pembela Islam (FPI) untuk ditanya perihal rencana mereka menunjukkan simpati atas kasus yang menimpa Rizieq. Akan tetapi tak ada kepastian yang mereka berikan.
Juru Bicara FPI Slamet Maarif mengaku informasi soal ada atau tidaknya demonstrasi untuk Rizieq hanya bisa dikeluarkan Munarman. Dia adalah Jubir FPI selain Slamet.
Munarman tak menanggapi saat ditanya soal hal yang sama. Dia hanya menyebut organisasinya berharap Rizieq selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Pengajar Ilmu Politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari menilai tak perlu ada aksi simpatik untuk Rizieq. Sebab tak ada kaitan antara perkara Rizieq dengan tokoh politik di Indonesia.
Wawan mengatakan, kecil kemungkinan kasus Rizieq akan jadi pemicu terjadinya aksi besar di Indonesia. Dia juga menebak tak ada dampak negatif yang mungkin timbul dari kasus Rizieq terhadap elektabilitas Presiden Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Kalau penahanan [Rizieq] ini terus berlanjut yang dirugikan sebenarnya bukan petahana, tapi malah penantang. Karena kalau dilihat pernyataan capres penantang kan kalau dia menang akan membawa pulang Rizieq," kata Wawan kepada reporter Tirto.
Menurut Wawan, kedekatan Rizieq dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dapat membawa dampak negatif kepada kandidat itu. Sebab Rizieq saat ini sudah diketahui masyarakat tengah berkasus di negeri orang. Pada saat yang sama, dia juga masih vokal menyerukan agar pengikutnya mendukung Prabowo-Sandiaga.
"Pak Habib [Rizieq] ini kan menjadi salah satu perekatnya [pendukung prabowo]. Pendekatan Islam yang diterapkan dan diusung habib dengan FPI kan sebenarnya punya semacam glow of politics bagi kubu penantang petahana," pungkasnya.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Dieqy Hasbi Widhana