tirto.id - Kubu Jokowi-Ma'ruf bakal mengupayakan lagi mengajak Demokrat bergabung ke dalam barisan koalisi sebelum penetapan capres-cawapres pada 21 September nanti.
"Sudahlah ke Jokowi saja. Kalau konstituennya sudah merapat ke Jokowi kenapa pula partainya tak mau," kata Juru Bicara Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago kepada Tirto, Senin (10/9/2018).
Pernyataan ini disampaikan Irma menyusul dispensasi khusus yang rencananya bakal diberikan Demokrat kepada kader-kadernya di sejumlah daerah untuk bisa mendukung Jokowi-Ma'ruf.
"Secara pribadi, karena saya banyak kenal ke teman-teman Demokrat, saya akan bilang ke mereka, sudahlah dukung Jokowi saja," kata Irma.
Meskipun begitu, Irma menghormati segala keputusan yang akan diambil Demokrat nanti, apakah mau bergabung ke Jokowi atau tetap berada di barisan Prabowo-Sandiaga.
"Tapi kalau saya dari awal memang sebaiknya Demokrat masuk mendukung pemerintah saja. Pengamalan Pak SBY tentu sangat berharga bagi kami," kata Irma.
Sebelumnya, Demokrat menyatakan akan memberi dispensasi khusus kepada beberapa kadernya yang mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, termasuk Deddy Mizwar dan Gubernur Papua, Lukas Enembe. Namun, Demokrat meminta agar para kadernya itu tidak masuk secara resmi di tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
Menurut Ketua DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean, keringanan kepada Deddy diberikan karena yang bersangkutan mengaku tidak mungkin tak mendukung Ma'ruf. Deddy, kata Ferdinand, sudah menganggap Amin sebagai guru.
Sementara, kepada Lukas karena di Papua 92 persen masyarakatnya dan kader Demokrat di sana menginginkan mendukung Jokowi.
Agar tidak disebut bermain dua kaki di Pilpres 2019 ini, Partai Demokrat akan mencari jalan tengah yang bisa diterima semua pihak tanpa merugikan satu sama lain.
"Ya mungkin kami akan meminta kader kami untuk tidak usah masuk secara resmi di tim pemenangan (Jokowi-Ma'ruf). Mungkin itu salah satu cara kami nanti," kata Ferdinand, di Jakarta, Minggu (9/9/2018).
Saat ini, secara resmi Demokrat masih menjadi salah satu dari empat partai pendukung Prabowo-Sandiaga.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yantina Debora