tirto.id - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menjadikan defisit transaksi berjalan (CAD) sebagai salah satu fokus kebijakannya dimana suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini masih berada di level 6 persen.
Tahun ini, CAD ditargetkan dapat ditekan hingga di angka 2,5 persen. Sementara itu, nilai CAD pada kuartal IV 2018 berada di posisi 3 persen.
“Kenaikan suku bunga ini konsisten dengan upaya pemerintah menurunkan CAD ke batas yang aman,” ucap anggota KSSK, Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK di Kementerian Keuangan pada Selasa (29/1/2019).
Mengenai suku bunga acuan, BI kata Perry juga tetap akan melakukan review dengan mempertimbangkan pre-emptive dan forward looking sebagaimana yang biasa dilakukan oleh BI. Sebab nilai suku bunga acuan saat ini telah mencapai puncaknya.
Di saat yang sama, BI juga memiliki prediksi bahwa kenaikan suku bunga FED Fund Rate tidak akan sebanyak di tahun 2018. Jumlah kenaikannya diyakini hanya sebanyak 2 kali pada 2019.
Selain itu, Ketua KSSK, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya memberikan sejumlah simplifikasi dan kemudahan. Salah satunya dicapai dengan insentif yang saat ini direalisasikan dalam bentuk kebijakan tax holiday dan penanggungan pajak bea masuk oleh pemerintah.
Menurut Sri Mulyani, berbagai kebijakan itu ditujukan untuk menjaga momentum investasi di Indonesia sehingga dapat memberi manfaat bagi perekonomian. Namun, di saat yang sama kebijakan itu juga diharapkan dapat mendorong ekspor.
“Insentif itu dalam rangka tidak hanya meningkatkan investasi tapi juga ekspor. CAD harus kita perbaiki,” ucap Sri Mulyani.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri