Menuju konten utama

Kronologi Kecelakaan Tol Cipularang, Sebab Tabrakan & Daftar Korban

Kronologi kecelakaan di Tol Cipularang KM 91, pada 2 September 2019, diduga bermula saat sebuah dump truk bermuatan pasir mengalami rem blong dan kemudian terguling.

Kronologi Kecelakaan Tol Cipularang, Sebab Tabrakan & Daftar Korban
Petugas mengevakuasi sejumlah kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/wsj.

tirto.id - Kecelakaan di Tol Cipularang KM 91, Purwakarta, Jawa Barat, Senin kemarin (2/9/2019) menjadi insiden maut kesekian kalinya di jalur itu. Kecelakaan beruntun yang melibatkan setidaknya 20 kendaraan tersebut mengakibatkan 8 korban tewas, 3 luka berat dan 25 luka ringan. Sebagian besar korban dirujuk ke Rumah Sakit MH Thamrin dan RS Siloam dan RS Bayu Asih, Purwakarta.

Pada hari ini, kepolisian menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) guna menyelidiki penyebab pasti kecelakaan itu. Olah TKP itu dilakukan di lokasi kecelakaan, yakni Tol Cipularang KM 91.200 Jalur B, arah Bandung menuju Jakarta. Jalur itu termasuk dalam wilayah Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan hasil olah TKP itu akan menjadi bahan pertimbangan polisi dalam penetapan tersangka di kasus kecelakaan ini. "[Penetapan tersangka] Menunggu hasil Traffic Accident Analysis (TAA) hari ini," kata Dedi ketika dihubungi reporter Tirto, Selasa (3/9/2019).

Dia menambahkan, "Nanti dilihat dari dari hasil TAA, itu proses analisis menggunakan pembuktian secara ilmiah. Apakah ada penyebab tunggal atau ada penyebab lain."

Kronologi Kecelakaan Tol Cipularang dan Penyebabnya

Berdasar keterangan Dedi Prasetyo, kecelakaan di Tol Cipularang KM 91 terjadi pada sekitar Pukul 12.30 WIB, Senin siang kemarin. Kronologi kecelakaan tersebut bermula saat sopir sebuah dump truk hilang kendali di jalur Tol Cipularang KM 91, arah Bandung menuju Jakarta.

Akibatnya, dump truk bermuatan tanah pasir itu terguling. Kejadian tersebut memicu antrean kendaraan yang panjang di sekitar jalan Tol Cipularang KM 91. Tak lama kemudian, sebuah dump truk lainnya bernopol B-9410-UIU datang menyusul dan menabrak kendaraan yang mengantre.

Berdasarkan data dari kepolisian, ada 20 kendaraan yang terlibat di kecelakaan ini. Rinciannya adalah: 2 Dump Truk, 13 mobil, 1 bus PO Budiman, 2 truk boks, 1 truk Hino dan 1 light truk.

Sopir dump truk yang terguling di awal kecelakaan itu tewas di tempat kejadian. Menurut Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, sopir dump truk yang terguling itu ialah DH (Dedi Hidayat). Adapun sopir dump truk yang menyusul di belakang, dan diduga ikut menabrak iringan kendaraan ialah S (Subana) yang mengalami luka-luka.

Di laporan Antara, Subana menjelaskan 2 dump truk yang terlibat di kecelakaan ini mengangkut pasir dari Kabupaten Cianjur, untuk dibawa menuju Bekasi Timur. Kata Subana, sopir dump truk yang terguling adalah temannya.

Adapun Awal mula kecelakaan di Tol Cipularang itu adalah: "Teman saya itu, tiba-tiba menyalip saya. 3 menit kemudian, dia telepon saya, 'mas Banar, rem saya blong,' 'Ya Allah, kamu berdoa dulu, biar bisa berhenti,' kata saya," ujar Subana dalam laporan CNN.

Menurut Subana, usai menyalip kendaraannya, temannya memutuskan mengarahkan dump truk melaju di jalur kanan. Sebab, kata dia, di jalur kiri banyak truk berjalan lambat. Sementara di jalur kanan, banyak mobil melaju cepat.

"Akhirnya, dia ambil kanan, [untuk] menyelamatkan diri. [...] Tiba-tiba, saya juga enggak kuat dan ikutin dia [menyusul], [karena] khawatir," ujar Subana di RS MH Thamrin, Purwakarta.

Akan tetapi, saat ia berusaha menyusul, dump truk yang dikendarai teman Subana kemudian terguling. Setelah itu, ia tak bisa menghindari tabrakan.

Di wawancara lain, yang disiarkan Antara, Subana mengaku memutuskan mengikuti dump truk yang dikemudikan DH karena semula tak melihat banyak mobil di jalur kanan. Ketika tahu dump truk di depannya itu terguling, ia mengklaim sudah berupaya mengerem kendaraannya, tapi tidak kuat.

"[....] ingin mengerem, gak kuat-kuat. Hitungan detik, makin deket, makin deket, [akhirnya lalu] jedearrr," kata Subana.

Sayangnya, sesuai pernyataan kepolisian, kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi kejadian dalam keadaan mati saat kecelakaan maut itu terjadi.

"Dengan demikian, kamera itu tidak merekam saat-saat kecelakaan [dan] tabrakan beruntun yang melibatkan sebanyak 20 kendaraan," kata Kasatlantas Polres Purwakarta, AKP Ricki Adi Pratama, pada hari ini.

Karena itu, kata dia, polisi akan memakai video amatir yang merekam kecelakaan Tol Cipularang dan tersebar di media sosial, sebagai petunjuk dalam menyelidiki penyebab insiden ini. Selain itu, polisi juga akan memeriksa sejumlah saksi, termasuk S (Subana).

Sedangkan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi menyatakan kecelakaan tersebut diduga akibat dump truk mengalami kelebihan muatan. "Untuk sementara, [diduga] dump truk mengalami trouble akibat kelebihan muatan saat melintasi Tol Cipularang Kilometer 91 arah Jakarta," kata Rudy.

Di sisi lain, untuk mencegah kejadian serupa terulang, Menteri Perhubungan Budi Karya meminta Jasa Marga memasang rambu lebih jelas di lokasi kejadian. "Saya minta pengelola jalan tol ini memberikan syarat-syarat atau rambu-rambu dan peringatan yang lebih tegas. Khusus di situ, mungkin pakai lampu, suara, atau ada yang menjaga," kata Budi.

Korban Kecelakaan Tol Cipularang

Hingga Selasa siang, data jumlah korban tewas akibat kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91, tercatat mencapai 8 orang. Empat korban tewas sudah diketahui identitasnya. Sementara empat lainnya masih diidentitifikasi oleh kepolisian karena jasad mereka dalam kondisi terbakar.

Sementara identitas 4 korban tewas ialah: Hendra Cahyana (62 tahun/warga Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta), Ng Endi Budianto Gunawan (63 tahun/warga Tebet Timur, Jakarta), Iwan (34/warga Tangerang, Banten), dan Dedi Hidayat (45 tahun/asal Cirebon, warga Cilincing, Jakarta).

Satu korban tewas dibawa ke RS Siloam, Purwakarta. Sementara RS MH Thamrin menampung tujuh korban tewas dan 24 korban luka. Pada hari ini, di antara 24 korban luka itu, 14 sudah bisa pulang dan 10 lainnya masih dirawat. Para korban luka itu mengalami memar, patah tulang hingga luka bakar.

Di antara 24 korban luka itu ada WNA asal Korea Selatan yang berusia 61 tahun. Dokter jaga di RS MH Thamrin Sigit Indra Subekti menyebut, WNA itu mengalami luka bakar 35 persen.

Baca juga artikel terkait KECELAKAAN TOL CIPULARANG atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hukum
Reporter: Agung DH
Penulis: Addi M Idhom