Menuju konten utama

Kronologi Turis Spanyol di India Diperkosa dan Dirampok Warga

Kisah turis Spanyol yang diperkosa dan dirampok di India oleh warga lokal. Kisah tragis ini kemudian viral di media sosial.

Kronologi Turis Spanyol di India Diperkosa dan Dirampok Warga
Ilustrasi Kekerasan Seksual. foto/Istockphoto

tirto.id - Sebuah unggahan di X (Twitter) menjadi sorotan netizen karena membahas mengenai sebuah kasus pemerkosaan yang terjadi di India dengan korban seorang perempuan dan laki-laki asal Spanyol. Kejadian pemerkosaan tersebut terjadi antara tanggal 1 hingga 2 Maret.

Dalam cuitan yang diunggah oleh akun X Slatzism (2/3/2024) dijelaskan bahwa terdapat pasangan yang dikenal kerap membuat vlog perjalanan negara-negara di dunia, baru-baru ini memutuskan untuk mengunjungi India sebagai destinasi terbaru mereka.

Namun dalam keterangan akun tersebut, 11 jam yang lalu, mereka mengumumkan bahwa mereka berada di rumah sakit. Sang suami telah menjadi korban pemukulan, sementara sang istri mengalami pemerkosaan oleh tujuh orang pria.

Kejadian tragis yang melibatkan seorang wanita asal Spanyol di India tersebut merupakan serangan seksual yang terjadi di distrik Dumka, negara bagian Jharkhand. Tidak hanya itu, suami dari perempuan Spanyol itu juga menjadi korban dari pemukulan para pelaku.

Cerita Turis di India Diperkosa dan Dirampok Warga Lokal

Kronologi kejadiannya sendiri dimulai ketika pasangan turis Spanyol tersebut, yang sedang melakukan perjalanan sepeda menuju Nepal dari Bhagalpur, berhenti di Dumka sebagai bagian dari perjalanan mereka.

Saat mereka bermalam dan memasang tenda di lokasi terpencil dekat pasar Hansdiha, sejumlah pemuda dari daerah setempat secara tiba-tiba memasuki tenda mereka pada malam hari dan dalam serangan tersebut, sang wanita mengalami pemerkosaan bergantian dan juga mengalami kekerasan fisik, sedangkan suaminya juga menjadi korban pemukulan.

Meskipun dilaporkan bahwa sekitar tujuh hingga delapan pemuda terlibat dalam insiden tersebut, tiga di antaranya sudah berhasil ditangkap.

Wanita tersebut kemudian dirawat di Saraiyahat Community Health Centre untuk perawatan medis, sementara pasangannya juga mengalami luka dan trauma.

Kasus tersebut kemudian memunculkan kembali pembicaraan mengenai masalah serius kekerasan seksual yang kerap terjadi di India.

Hal yang menambah miris adalah, kasus pemerkosaan melibatkan serangan fisik dan seksual terhadap wanita menjadi fenomena yang umum di seluruh India sehingga menciptakan tantangan serius dalam menjaga keamanan perempuan.

Dilansir dari laman Aljazeera, data statistik menunjukkan bahwa rata-rata hampir 90 pemerkosaan dilaporkan setiap hari di India pada tahun 2022, dengan satu perempuan mengalami pemerkosaan setiap 18 menit.

Tabu seputar pengaduan kejahatan seksual, kecenderungan untuk menyalahkan korban, dan tingkat hukuman yang rendah terhadap para pelaku menjadi beberapa faktor yang memperumit penanganan kasus pemerkosaan di India.

Wanita dari suku maupun kelompok minoritas sering kali menjadi target, ditambah lagi keamanan perempuan di daerah terpencil atau pada saat melakukan perjalanan seringkali luput dari pengawasan.

Meskipun pemerintah India telah berusaha untuk meningkatkan kesadaran dan memberlakukan undang-undang yang lebih keras terkait kekerasan seksual, tantangan struktural yang melibatkan budaya dan norma sosial terus menjadi hambatan.

Kasus-kasus seperti serangan terhadap turis Spanyol yang baru-baru ini terjadi menyoroti betapa pentingnya memperkuat sistem penegakan hukum, memberikan dukungan psikologis kepada korban, dan melibatkan masyarakat dalam usaha pencegahan kekerasan seksual.

Dengan meningkatnya perhatian terhadap isu ini baik di tingkat nasional maupun internasional, harapannya adalah bahwa tindakan yang lebih tegas serta sikap proaktif dari masyarakat dapat diambil untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi semua perempuan dan turis asing di India.

Baca juga artikel terkait KASUS TURIS SPANYOL atau tulisan lainnya dari Fajri Ramdhan

tirto.id - Hukum
Kontributor: Fajri Ramdhan
Penulis: Fajri Ramdhan
Editor: Dipna Videlia Putsanra