Menuju konten utama

KPU Tanggapi Wacana Pemakaian Bahasa Inggris di Debat Pilpres 2019

Wacana penggunaan bahasa Inggris dalam debat Pilpres 2019 pertama kali dilontarkan oleh Fadli Zon.

KPU Tanggapi Wacana Pemakaian Bahasa Inggris di Debat Pilpres 2019
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Azis melakukan sosialiasi Pemilu 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (13/5/2018). ANTARA FOTO /Agus Setiawan

tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menanggapi wacana penggunaan bahasa Inggris dalam debat kandidat pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Komisioner KPU RI Viryan berkata, lembaganya akan mendengar semua usulan dari peserta pemilu untuk format debat kandidat, termasuk soal bahasa yang akan digunakan. Akan tetapi, ia mengingatkan harus ada kajian mendalam sebelum menentukan ragam bahasa yang digunakan di acara debat kandidat.

"Sabar, kami selesaikan satu dulu tahapan, baru masuk tahapan berikutnya. Tentu [akan libatkan tim kandidat dalam menentukan format debat]," ujar Viryan di kantornya, Jumat (14/9/2018).

Menurut Viryan, selama ini belum ada debat kandidat Pilpres yang menggunakan bahasa asing. Alasannya, penonton debat kandidat adalah rakyat Indonesia yang mayoritas tidak menggunakan bahasa asing dalam kesehariannya.

"Pertanyaannya berapa persen dari seluruh masyarakat yang memahami selain bahasa Indonesia? Coba cari data berapa masyarakat Indonesia yang mengerti bahasa lain selain bahasa Indonesia.

“Sementara kami harus melayani seluruh lapisan masyarakat, begitu," ujar Viryan.

Wacana penggunaan bahasa Inggris dalam Debat Kandidat Pilpres 2019 pertama kali disampaikan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. Menurutnya, jika bahasa Inggris digunakan maka ada kemajuan dalam forum debat antarkandidat Pilpres.

Fadli juga ingin format debat kandidat Pilpres 2018 nanti diubah. Ia menganggap debat seharusnya berjalan lebih interaktif dan tidak dibatasi waktu tertentu bagi para peserta Pilpres dalam menjawab atau memaparkan penjelasan ihwal suatu isu.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Lalu Rahadian

tirto.id - Politik
Reporter: Lalu Rahadian
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto