tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi melaksanakan proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pemilu 2019. Coklit dilakukan di 133 kabupaten/kota dari 17 provinsi yang tidak selenggarakan pilkada.
"Mengapa demikian? Pada saat sekarang, misalnya, dalam tahapan pemilihan serentak sejak tanggal 13 April sampai 19 April dilaksanakan rapat pleno penetapan DPT. Sebagian mengambil tanggal 17, 18, 19 [April]. Ini beririsan maka akan inefisiensi," kata Komisioner KPU Viryan Azis di kantor KPU (17/04/2018).
Karena itu, Viryan menjelaskan KPU akan menggabungkan data pemilih untuk pilkada serentak 27 Juni 2018 nanti dengan data hasil coklit untuk digunakan pada Pemilu 2019.
Sementara itu, gerakan coklit serentak di dalam dan luar negeri sendiri akan dilaksanakan oleh 141.626 orang anggota Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih). Kegiatan ini disebar di 188.856 desa/kelurahan dari 133 kabupaten/kota dari 17 provinsi yang tidak menyelenggarakan pilkada sejak 17 April hingga 17 Mei 2018.
Dalam rangka pelaksanaan coklit serentak ini juga telah dilaksanakan apel coklit serentak di 133 kabupaten/kota yang tidak menyelenggarakan pilkada pada pukul 08.00 WIB, 09.00 WITA, dan 10.00 WIT. Selain itu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota pun akan mendatangi tokoh masyarakat untuk melakukan coklit.
"Kami tadi pagi hadir di Kelurahan Gambir dan Kelurahan Senen memimpin apel," kata Viryan.
Selain itu, hari ini juga diselenggarakan pemantauan coklit serentak di 9 kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, antara lain di Kinabalu, Manila, Seoul, Kuala Lumpur, Sydney, New York, Den Haag, Pretoria dan Riyadh.
Lewat kesempatan ini seluruh kantor perwakilan Republik Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melaksanakan coklit serentak di wilayah kerjanya masing-masing.
"Mengakhiri laporan ini, izinkan kami menyampaikan KBRI KL [Kuala Lumpur] dan PPLN [Panitia Pemilihan Luar Negeri] untuk mendukung pelaksanaan tugas KPU dalam rangka menyukseskan pemilu 2019," kata Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Andreano Erwin saat memberikan laporannya.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yuliana Ratnasari