Menuju konten utama

KPU Beberkan Alasan Pencoblosan di Malaysia Membeludak

KPU RI menjelaskan membludaknya pemilih di Malaysia dikarenakan lokasi TPS digabung menjadi satu.

KPU Beberkan Alasan Pencoblosan di Malaysia Membeludak
Ketua KPU Hasyim Asy’ari memberikan keterangan pers di kantor KPU, Jakarta, Senin (12/2/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.

tirto.id - Viral video di media sosial tempat pemungutan suara luar negeri (TPSLN) berlokasi di World Trade Center (WTC), Kuala Lumpur, Malaysia penuh sesak dengan warga negara Indonesia (WNI) yang antusias untuk menggunakan hak pilihnya.

Terkait hal itu, Ketua KPU RI, Hasyim Asyari, menuturkan, pelaksanaan pemilu yang dilaksanakan di WTC berjalan lancar.

"Di Kuala Lumpur yang pemilihnya tinggi Alhamdulillah tertib," kata Hasyim di Kantor KPU RI, Senin (12/2/2024).

Di tengah membludaknya pemilih, Hasyim menjamin seluruh WNI yang terdaftar sebagai daftar pemilih tetap (DPT), daftar pemilih khusus (DPK), daftar pemilih tambahan (DPTB) mendapatkan haknya dalam kotak suara.

"Sepanjang yang saya ketahui, pemilih ramai datang di bagian awal, jam 10 ke atas, jam 11 mulai longgar. Bahkan teman-teman petugas disana, memberikan kesempatan pemilih perempuan yang bawa anak, karena meninggalkan rumah juga harus membawa anak," kata Hasyim.

Dia juga menyampaikan, hingga akhir masa pencoblosan masih tersedia surat suara. Dia menuturkan, hal itu bisa terjadi karena kesiapan panitia menangani membludaknya jumlah pemilih.

"Alhamdulillah enggak ada, kalau enggak ada kekurangan berarti yang hadir tidak full," kata Hasyim.

Sementara itu, dia menuturkan, membludaknya pemilih di Malaysia dikarenakan lokasi TPS digabung menjadi satu. Hasyim menjelaskan terdapat 223 TPS yang disatukan di WTC.

"Mencari TPS di luar negeri bukan hal yang mudah. 2019 di Kuala Lumpur diselenggarakan di 3 tempat di KBRI, wisma duta, sekolah Indonesia. Sekarang ditempatkan di satu tempat," kata Hasyim.

Baca juga artikel terkait PENCOBLOSAN DI MALAYSIA atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin