tirto.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI angkat suara menanggapi adanya penyisipan kritik dan penyampaian pesan "2019 Ganti Presiden" yang dilakukan kader Partai Gerindra dalam acara Pagelaran Seni Budaya oleh KPU Provinsi Jambi, akhir pekan lalu.
Komisioner KPU RI Hasyim Asy'ari mengatakan, seharusnya penyelenggara pemilu di daerah memastikan tak ada kegiatan kontraproduktif dalam setiap acara yang mereka adakan.
Menurutnya, penyisipan pesan "2019 Ganti Presiden" oleh kader Gerindra di Jambi tersebut bisa menimbulkan prasangka dan berdampak negatif untuk penyelenggara pemilu.
"Dalam pandangan kami, semestinya sudah dibicarakan sejak awal apa yang pantas dan tidak pantas, apa yang layak dan tidak layak, dan apa yang boleh dan tidak boleh ditampilkan dalam pagelaran budaya [...] Sehingga hal-hal gelaran budaya yang dianggap strategis itu tidak berubah menjadi sesuatu yang kontraproduktif," ujar Hasyim di Media Centre KPU, Jakarta, Senin (23/4/2018).
Pesan pergantian Presiden yang dibawa kader Gerindra dalam acara KPU Jambi tersebut, diketahui setelah cuplikan video itu tersebar di media sosial.
Dalam video berdurasi 25 detik tersebut, terlihat ada sejumlah orang di atas panggung yang menyebut kalimat "2019 Ganti Presiden".
Ketua KPU Jambi Subhan telah mengklarifikasi peristiwa itu. Ia berkata, awalnya kader Gerindra mengajak pemilih untuk menggunakan suaranya pada pemilu 2019. Setelah menyampaikan pesan itu, mereka menyisipkan kritik terhadap pemerintah dan menunjukkan kaos bertuliskan #2019GantiPresiden yang mereka kenakan.
"Disisipkan oleh mereka kritikan terhadap pemerintah, terkait harga sembako, BBM, dan gas. Kemudian di salah satu adegan ditampilkan membuka jaket yang di dalamnya ada kaos bertuliskan #2019 Ganti Presiden. Selanjutnya pemain opera menyampaikan seperti yang ada dalam video," kata Subhan kepada Tirto.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yandri Daniel Damaledo