Menuju konten utama

Korsel Pakai Pengeras Suara Kabarkan Kematian Kim Jong-nam

Korea Selatan (Korsel) menggunakan pengeras suara raksasa untuk mengabarkan berita pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-nam ke Korea Utara.

Korsel Pakai Pengeras Suara Kabarkan Kematian Kim Jong-nam
Kim Jong Nam. Foto/AP/Shizuo Kambayashi

tirto.id - Media massa Korea Utara (Korut) tidak memberitakan pembunuhan Kim Jong-nam secara detail, namun hanya menyebutnya sebagai kasus pembunuhan semata tanpa mengungkapkan jati diri korban yang sesungguhnya, yakni Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un. Untuk mengabarkan pembunuhan itu, Korsel pun menggunakan pengeras suara raksasa yang bisa didengar oleh tentara dan masyarakat Korea Utara di perbatasan.

"Kim Jong-nam telah meninggal dunia setelah diserang dua wanita tak dikenal di Bandara Internasional Kuala Lumpur," begitu bunyi pesan yang disampaikan via pengeras suara raksasa itu yang kemudian ditayangkan ulang oleh televisi, seperti dilansir dari Antara, Jumat (24/2/2037).

Pengumuman lewat pengeras suara raksasa itu dilanjutkan dengan kalimat, "Pihak berwenang Malaysia mengatakan empat tersangka adalah warga negara Korea Utara termasuk salah seorang yang sudah ditangkap."

Kabar dari dunia luar sulit masuk ke Korea Utara yang menerapkan sensor sangat ketat yang diterapkan keluarga Kim yang sudah berpuluh tahun menguasai negara itu dengan tangan besi.

Sementara itu, militer Korea Selatan selama bertahun-tahun menyebarkan berbagai kabar internasional, pesan propaganda, dan lagu-lagu K-pop di sepanjang perbatasan Utara-Selatan, dengan memanfaatkan pengeras suara raksasa agar didengar para tentara Korea Utara. Diketahui bahwa, pengeras suara raksasa itu bisa terdengar sampai radius 10 kilometer.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Kim Jong-nam dibunuh 13 Februari lalu oleh dua perempuan di Bandara Internasional Kuala Lumpur yang diyakini Seoul didalangi oleh Pyongyang.

Baca juga artikel terkait KIM JONG NAM atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Hukum
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh