tirto.id - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan pada Selasa (12/6/2019), ia tidak akan pernah menyetujui CIA untuk menggunakan Kim Jong-nam, saudara tiri dari Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un sebagai aset CIA.
Trump mengatakan ia telah mengethaui laporan yang diterbitkan oleh The Wall Street Journal (WSJ) mengenai dugaan Kim Jong-nam adalah informan CIA.
“Saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi di bawah pengawasan saya,” ujar Trump, seperti dikutip Associated Press (AP) News.
Trump mengatakan hal tersebut ketika ia terus memuji pemerintahan Kim Jong-un. Bahkan, ketika Trump mengalami kegagalan dalam pertemuan mereka untuk membicarakan nuklir awal tahun ini di Vietnam.
Trump yang menyebut dia "baru saja menerima surat indah" dari Jong-un, mengatakan Jong-un telah menepati janjinya dalam menghentikan uji coba senjata nuklir dan rudal balistik jarak jauh.
“Saya rasa sesuatu akan terjadi dan itu akan menjadi sangat positif,” ungkap Trump saat berbicara dengan awak media di Gedung Putih.
Kim Jong-nam disebut sebagai informan bagi Badan Intelijen Pusat AS (Central CIA), menurut laporan Wall Strett Journal (WSJ) yang dikutip The Guardian. WSJmewawancarai "orang yang tahu tentang masalah ini". Namun banyak detail hubungan CIA dan Jong-nam yang masih belum jelas.
Menurut sumber WSJ itu, Jong-nam melakukan perjalanan ke Malaysia pada Februari 2017 untuk bertemu dengan rekan CIA-nya, meskipun itu mungkin bukan satu-satunya tujuan perjalanannya.
Surat kabar itu mengatakan Jong-nam, yang pernah dianggap sebagai pengganti ayahnya, Kim Jong-il, sebagai pemimpin tetapi tidak disukai, mungkin tidak dapat menjelaskan banyak tentang politik rezim internal.
"Beberapa mantan pejabat AS mengatakan, saudara tiri [Jong-nam] yang telah tinggal di luar Korea Utara selama bertahun-tahun dan tidak memiliki basis kekuatan di Pyongyang, tidak mungkin dapat memberikan rincian tentang pekerjaan rahasia di negara itu," tulis WSJ, seperti dikutip The Guardian.
Klaim WSJ tidak dapat dikonfirmasi secara langsung, tetapi Anna Fifield, kepala biro Washington Post di Beijing mengatakan dalam bukunya berjudul The Great Successor soal kemungkinan Jong-nam merupakan informan CIA.
"Kim Jong-nam menjadi informan bagi CIA... Saudara laki-lakinya menganggap berbicara dengan mata-mata AS sebagai tindakan berbahaya. Akan tetapi Kim Jong-nam memberikan informasi kepada mereka, biasanya bertemu dengan rekannya di Singapura atau Malaysia,” tulis Fifield.
Dalam buku itu dijelaskan, terdapat rekaman CCTV yang menunjukkan Jong-nam berada dalam lift hotel serta detail-detail hubungan Jong-nam dengan seorang pria berwajah Asia yang diduga sebagai agen CIA.
Editor: Maya Saputri