tirto.id -
BNPB mengatakan masyarakat di beberapa kabupaten merasakan guncangan kuat gempa tersebut. Parameter gempa berada pada 112 km barat laut Kota Larantuka, NTT, dengan kedalaman 10 km.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB memantau kondisi pasca gempa melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beberapa wilayah. Laporan terkini pada pukul 11.28 WIB, guncangan kuat dirasakan warga Flores Timur. Mereka panik hingga berhamburan keluar rumah.
Selain di Flores Timur, guncangan kuat juga dirasakan warga Sikka, Lembata dan Manggarai. Kondisi masyarakat di Lembata sempat panik meskipun kondisi saat ini sudah kondusif.
"Data dampak sementara di NTT, satu warga mengalami luka-luka di Kabupaten Manggarai. Warga sudah mendapatkan pertolongan oleh petugas di lapangan," kata Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB melalui keterangan tertulisnya, Selasa (14/12/2021).
Guncangan gempa M7,4 dirasakan juga masyarakat di Kota Makassar dan Kabupaten Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Menurut informasi BPBD Kabupaten Selayar, terdapat kerusakan gedung sekolah namun pihak BPBD masih melakukan pendataan di lokasi terdampak.
Sementara itu, BMKG saat ini telah mengakhiri peringatan dini potensi tsunami di beberapa wilayah NTT, yaitu Flores Timur, bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.
Usai gempa dengan magnitudo update 7,4, saat ini masyarakat di wilayah Maluku, NTB, NTT, Sulsel, Sultra sudah mulai kembali beraktivitas normal.
Salah satu warga di daerah Nebe, Talibura, Sikka, Emanuel mengaku kondisi daerahnya sudah mulai kembali kondusif setelah gempa.
"Situasi saat ini sudah cenderung kondusif. Aktivitas sudah berangsur normal," kata Emanuel kepada Tirto, Selasa (14/12/2021).
Emanuel mengaku, warga sempat menjauhi pantai begitu pihak BMKG mengumumkan gempa dengan magnitodo awal 7,5 yang kemudian di update menjadi 7,4 berpotensi tsunami. Warga pun langsung mencari tempat yang tinggi demi menghindari dampak tsunami.
Berdasarkan data kegempaan pada parameter lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, BMKG merilis bahwa gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores.
Di sampingi itu, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip.
Parameter lain dengan skala MMI atau modified mercally intensity, BMKG merilis guncangan gempa bumi dirasakan di wilayah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III – IV MMI, sedangkan Tambolaka, Waikabubak dan Waingapu III MMI.
"Gempa susulan tercatat hingga pukul 11.40 WIB menunjukkan adanya 15 aktivitas gempa susulan dengan maksimum M5,6," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Nur Hidayah Perwitasari