tirto.id - Hari ketiga pascagempa bumi berkekuatan 7,0 Skala Richter yang mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Minggu (5/8) malam, warga yang menjadi korban membutuhkan tempat berteduh karena rumah mereka sebagian besar hancur rata dengan tanah.
"Bantuan yang masih kurang adalah tempat tinggal sementara, entah itu tenda atau tempat hunian sementara," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Rabu.
Harry memperkirakan jumlah tenda bantuan untuk tempat tinggal sementara korban gempa masih perlu ditambah. Diperkirakan masih dibutuhkan 10 ribu tenda karena ada sekitar 11 ribu pengungsi yang terdampak disemua kabupaten/kota di Pulau Lombok.
Saat ini tenda yang tersedia sekitar 3.000 jika digabungkan bantuan dari Kementerian Sosial, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan bantuan lainnya.
"Sebagian dari mereka ada yang mengungsi di rumah-rumah sekitar. Mereka juga perlu tenda. Tenda besar dipakai di posko pengungsian, seperti di lapangan depan kabupaten Lombok Utara. Tapi kalau yang dipinggiran jalan, ada 3-5 rumah bergabung bikin tenda sendiri, itu cukup tenda gulung. Ada juga rumah yang terisolasi, terpisah dari rumah lain, rumahnya hanya rusak sedang atau bisa direnovasi, itu bisa pakai tenda keluarga," jelas Harry.
Menurut dia pendistribusian tenda sudah dilakukan dalam tiga tahap. Pertama 220 tenda gulung, kedua 200 tenda gulung plus 5 tenda keluarga serbaguna. Sisanya 210 tenda gulung sudah diberikan pada Selasa (7/8) dan akan segera didistribusikan.