tirto.id - Tiga mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dilarikan ke RS Medistra, Pancoran, Jakarta Selatan saat aksi Reformasi Dikorupsi pada Selasa (24/9/2019). Namun, kondisi mereka kini sudah membaik dan dibolehkan pulang.
"Sudah membaik, tinggal tebus," kata Nasywa (19 tahun) mahasiswa yang mendampingi saat ditemui di RS Medistra, Pancoran, Jakarta Selatan.
Tiga mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit antara lain atas nama Anissa (19 tahun), Widya (19 tahun), dan Nahla (19 tahun). Ketiganya adalah mahasiswi semester awal di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta.
Nasywa bercerita, awalnya ia dan kawan-kawannya berangkat dari UIN Jakarta sekitar pukul 16.00 WIB dan tiba di kawasan Senayan sekitar pukul 17.00 WIB. Mereka hendak berjalan menuju massa yang berkumpul di depan Gedung MPR/DPR untuk ikut berdemo menentang RUU KUHP dan RUU kontroversial lainnya.
Namun rupanya ketika mereka datang situasi di Gedung MPR/DPR sudah chaos. Polisi menembakkan gas air mata dan membuat massa mahasiswa kocar kacir.
Efek gas air mata pun dirasakan Nasywa dkk yang masih di jalan. Tiga mahasiswi itu pun langsung rasakan sesak nafas dan dievakuasi ke kawasan Gelora Bung Karno, di sana juga ada sejumlah mahasiswa lain yang luka-luka.
Selanjutnya, tiga mahasiswi dan mahasiswa lain yang mendampingi diantar dengan mobil ke RS Medistra.
"Tidak tahu itu mobil siapa, tapi almet nya hijau tua kayak UNJ," katanya.
Tiga mahasiswi itu langsung dibawa ke unit gawat darurat untuk mendapat penanganan awal. Kini ketiganya sudah dinyatakan pulih dan diperbolehkan.
Urusan biaya, Nasywa mengaku seluruhnya ditanggung oleh pihak universitas. Untuk urusan akademik, Nasywa mengaku sudah mendapat izin dari dosen, orang tua mereka pun sudah memberi izin untuk turun aksi.
"Kalau di kelas gue sendiri udah izin sama dosennya. Dosen nya kasih izin dan akhirnya kelas diliburin," katanya.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz