Menuju konten utama

Kontra dengan Duterte, Wapres Filipina Mundur dari Kabinet

Wakil Presiden Filipina mundur dari kabinet karena memiliki perbedaan fundamental dengan Rodrigo Duterte. Kebijakan-kebijakan sang presiden yang dianggapnya tak sesuai kepentingan publik menjadi sebab utama.

Kontra dengan Duterte, Wapres Filipina Mundur dari Kabinet
Leni Robredo. [Foto/rappler.com]

tirto.id - Kebijakan-kebijakan kontroversial dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte, kembali menimbulkan gonjang-ganjing di dapur pemerintahannya sendiri. Wakil Presiden Filipina, Maria Leonor “Leni” G. Robredo (52), memutuskan untuk mundur dari posisinya di kabinet. Keputusan itu dipicu perbedaan Robredo dengan Duterte secara prinsip, nilai, dan adanya skenario penyingkiran dirinya.

Robredo, yang merupakan pengacara hak asasi manusia dan politikus pendatang baru, menyatakan mundur dari posisi ketua Dewan Koordinasi Perumahan dan Pembangunan Perkotaan. Meskipun begitu, perempuan tersebut akan tetap bertahan di posisinya sebagai wakil presiden Filipina. Di negara tersebut, presiden dan wakilnya dipilih secara terpisah dan tak jarang datang dari partai yang berlawanan.

“Saya tidak akan membiarkan posisi wakil presiden dicuri. Saya tidak akan membiarkan kehendak rakyat dihalang-halangi,” ujar Robredo yang berasal dari partai rival Duterte, seperti dikutip The Guardian, Senin (5/12/2016). “Saya akan terus melayani seluruh keluarga Filipina dan memenuhi impian mereka untuk meraih kehidupan yang lebih baik,” lanjutnya dalam sebuah pernyataannya sebelum mengundurkan diri.

Kebijakan Duterte yang mendorong Robredo mundur adalah keputusan sang presiden mengkremasi mayat diktator Ferdinand Marcos di makam pahlawan secara terhormat. Selain itu, perang berdarah melawan narkoba di Filipina juga mengundang penolakan dari sang wakil presiden.

Terakhir, ia diberitahu oleh sekretaris kabinet, Leoncio Evasco Jr, melalui pesan teks soal perintah presiden terhadap Robredo pada Sabtu (3/12/2016) lalu. Duterte memerintahkan Robredo untuk “berhenti menghadiri seluruh pertemuan kabinet” mulai hari ini. “Tak ada lagi urgensi bagi dirinya [Robredo] untuk menghadiri rapat kabinet lagi jika posisinya selalu kontra dengan presiden,” ujar Evasco.

Sekretaris komunikasi Duterte, Martin Andanar, mengatakan peristiwa baru-baru ini menunjukan perbedaan antara presiden dan wakilnya semakin tak terdamaikan dan menjadi konsumsi publik. Mengonfirmasi hal itu, apa yang dilakukan Duterte membuat Robredo tak mungkin melakukan tugas-tugasnya. “Keberadaan saya di kabinet anda [Duterte] sudah tidak memungkinkan lagi,” ujar Robredo.

Namun, Robredo tak menjelaskan lebih lanjut detail mengenai skenario yang disebut untuk menjatuhkan dirinya dari kursi wakil presiden. Ia memutuskan untuk mengabaikan peringatan soal skenario tersebut dan berfokus ke pekerjaannya. Robredo juga mengatakan akan terus mendukung keputusan positif Duterte dan menentang semua kebijakan yang berlawanan dengan kepentingan publik.

Baca juga artikel terkait KEBIJAKAN DUTERTE atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari